Laris Manis Bisnis Pohon Sengon yang Lagi Viral

8 Agustus 2019 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon Sengon Solomon di Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Sengon Solomon di Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pohon sengon sedang naik daun. Pohon peneduh yang memiliki kayu besar dan tinggi menjulang ini ramai diperbincangkan setelah dituding menjadi biang kerok padamnya listrik massal di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, selalu saja ada peluang di balik peristiwa. Pohon sengon ini disebut bisa dijadikan peluang bisnis yang menggiurkan.
"Bisnis pohon sengon ini mudah sekali. Hanya butuh perawatan selama 1-2 tahun saja. Selebihnya tidak usah diurus, tinggal tunggu pohonnya tinggi dan ditebang. Biasanya butuh waktu sekitar 4 tahun agar pohon sengon siap ditebang," kata Akrom, salah satu pebisnis pohon sengon di Kendal, Jawa Tengah, saat dihubungi kumparan, Kamis (8/8).
Ilustrasi Pohon Sengon. Foto: Getty Images
Lebih lanjut dia menjelaskan, menanam pohon sengon juga hanya butuh lahan sekitar 300-500 meter. Untuk modal awal, Akrom mengaku butuh dana sekitar Rp 10 juta per hektare. Sedangkan untuk perawatan selama 1-2 tahun hanya butuh biaya Rp 100 ribu per pohon.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, banyak warga di wilayah Jawa Tengah berlomba untuk menanam pohon sengon. Selain karena perawatannya mudah, pohon yang satu ini juga termasuk jenis tanaman tumpang sari.
Pohon Sengon Solomon di Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Artinya, selain menanam pohon sengon, para petani juga bisa menanam jenis tanaman lain seperti kopi, jagung hingga padi di lahan yang sama. Karena hal ini pula banyak petani yang menanam sengon Solomon khususnya.
"Tak hanya mudah, pohon sengon ini sendiri banyak sekali yang minat," tambahnya.
Kayu sengon Solomon sendiri bisa dibuat jadi berbagai jenis barang. Misalnya meja, rak piring, hingga bahan bangunan rumah. Akrom sendiri bercerita kalau hampir seluruh bagian rumahnya seperti atap dan tiang, menggunakan kayu pohon sengon.
Pohon Sengon Solomon usia 3 Tahun di Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Namun, kebanyakan kayu sengon dari wilayah Jawa Tengah saat ini banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan tripleks. Kayu sengon petani yang sudah berusia 4 tahun biasanya ditebang dan langsung dipasok ke pabrik pembuatan tripleks.
ADVERTISEMENT
Untuk kayu berdiameter 10-15 meter biasanya dijual sebesar Rp 400-Rp 500 ribu. Sementara untuk kayu sengon berdiameter 15-19 meter biasa dijual dengan harga Rp 600-Rp 750 ribu.
"Misal biaya perawatannya Rp 100 ribu per pohon, dijual sampai Rp 700 ribu. Bisa dikira-kira dari situ aja (omzetnya). Kalau saya sendiri punya 2 ribu tanaman pohon sengon di lahan 4 hektare. Jarak tanam pohon ini sekitar 3 meter," katanya.
Pohon Sengon Solomon usia 3 Tahun di Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Saking larisnya, Akrom menyebut, setiap hari sekitar 50 kubik atau 5 truk kayu sengon diangkut ke pabrik di Kendal.
"Petani sukanya karena enggak butuh perawatan banyak. Satu sampai dua tahun paling tanahnya dikasih pupuk saja. Selebihnya, di sekitar sengon nanti bisa ditanam jenis tanaman lain yang biasa dipanen tahunan seperti jagung," tutupnya.
ADVERTISEMENT