Legitnya Bisnis Alpukat Online, Raup Omzet Rp 100 Juta per Bulan

16 Juni 2019 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alpukat-alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alpukat-alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Buah alpukat merupakan salah satu makanan yang masuk dalam kategori superfood. Alpukat dipercaya mengandung lemak baik yang diperlukan bagi tubuh. Selain itu rasanya juga lezat ditambah dengan teksturnya yang creamy. Tak heran jika buah ini banyak digemari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Buah ini juga jadi langganan kaum ibu yang sedang hamil hingga menyusui. Termasuk juga bagi balita yang sudah masuk masa Makanan Pendamping ASI (MPASI). Sayangnya ternyata tidak cukup mudah menemukan buah alpukat dengan kualitas terbaik. Bahkan buah alpukat yang dijual di pasar modern pun kadang tidak menjamin kualitasnya.
Pengalaman tak menyenangkan itulah yang sempat dialami Karlina Sembiring. Sekitar tiga tahun lalu, dirinya sangat membutuhkan alpukat untuk dikonsumsi pribadi. Terutama oleh putra semata wayangnya, Ron, yang lahir dalam kondisi prematur.
Pemilik usaha Alpukat ‘Avocadron’, Karlina Sembiring. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Saat masuk masa MPASI, Ron membutuhkan alpukat sebagai booster berat badannya. Namun, Karlina cukup kecewa karena setiap kali membeli alpukat, ia tak selalu mendapat kualitas yang baik. Hingga akhirnya pada awal 2017, Karlina menemukan petani lokal dari Yogyakarta yang menghasilkan buah alpukat dengan kualitas yang sangat baik.
ADVERTISEMENT
Senang dengan temuannya tersebut, Karlina iseng menjajakan alpukat via media sosial pribadinya. Karlina pun mulai buka sistem pre order, konsumen bayar dulu sesuai jumlah yang dipesan, lalu barang akan dikirim jika sudah tersedia.
“Jadi saya mulai bisnis ini dengan modal nol, karena semuanya lewat PO. Modal saya saat itu hanya nekat,” ungkap Karlina kepada kumparan, Minggu (16/6).
Alpukat-alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Karena dijajakan via medsos pribadi, tentunya pelanggan awal Karlina datang dari kerabat dan teman-temannya. Respons nya pun sangat positif. Hal ini yang membuat Karlina akhirnya berani memutuskan untuk berjualan alpukat via media sosial. Saat itu, jualan alpukat via medsos belum marak seperti saat ini.
“Pertama dari Facebook bahkan dari Path. Lalu bikin Instagram. Sempat bingung namanya apa. Avocado terus nama anak saya Ron, oh yaudah jadinya Avocadron,” ujar Karlina.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, Avocadron pun makin dikenal luas. Tak hanya medsos, Karlina kemudian mulai merambah ke market place seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Blibli. Adanya subsidi ongkir membuat pembeli makin tergiur. Penjualan pun semakin pesat, dari puluhan kilogram per minggu menjadi ratusan kilogram per hari. Kini tak hanya satu supplier, Karlina sudah bekerja sama dengan beberapa supplier termasuk petani lokal dari Lampung.
“Sekarang setelah dua tahun berjalan, penjualan mencapai 2 ton per minggu. Puji Tuhan,” ujar Karlina.
Sebagai salah satu strategi bisnis, Karlina menjual alpukat berdasarkan ukuran berat masing-masing buah. Artinya, alpukat disortir dan ditimbang per buah sebab ukuran buah alpukat tak selalu sama, ada yang kecil, sedang hingga super besar. Selain itu, sortir juga dilakukan untuk memastikan kualitasnya.
Buah alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Alpukat dengan berat kurang dari 200 gram per buah masuk dalam kategori mini. Sedangkan alpukat dengan berat 200-330 gram masuk kategori reguler. Sedangkan ukuran di atas 330 gram per buah masuk kategori jumbo.
ADVERTISEMENT
Alpukat mini dijual seharga Rp 45.000 ribu per kg, sedangkan alpukat reguler dibanderol Rp 50.000 per kg. Untuk ukuran jumbo harganya Rp 55.000 per kg. Tak tanggung-tanggung, Karlina juga menyediakan kartu garansi dalam setiap pembelian. Jika alpukat gagal matang dalam 10 hari, maka Avocadron bersedia mengganti pada pembelian berikutnya. Per hari rata-rata Avocadron menerima 100 pembeli baik via online maupun offline.
“Awalnya semua saya kerjakan sendiri. Tapi karena makin lama makin banyak, saya sekarang dibantu 4 orang karyawan. Kami menyewa satu ruko di Apartemen Menara Latumenten, di Grogol untuk kios offline,” ujarnya.
Alpukat-alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Selain itu, Karlina juga dibantu oleh beberapa reseller. Dengan penjualan mencapai 2 ton per minggu, Karlina mengaku mampu meraup omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
“Omzet sekitar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta ya per bulan. Dikurangi biaya operasional 15-20 persen lah,” ujarnya.
Biaya operasional tersebut termasuk ongkos kirim alpukat dari Lampung ke Jakarta, sewa kios, gaji karyawan, packaging, pulsa, biaya susut dan lainnya. Kini Karlina pun masih mencoba untuk selalu berinovasi pada bisnisnya. Selain menyediakan packaging dalam bentuk kardus, Karlina juga menerima pesanan hampers atau bingkisan yang tentunya berisi alpukat. Hampers ini berisi 2 kg alpukat reguler, dibungkus dalam keranjang kayu yang cantik. Harganya mulai dari Rp 180 ribu hingga Rp 200 ribu, bergantung pada jenis keranjang yang dipilih.
“Untuk keranjangnya kami juga bekerja sama dengan perajin lokal. Semuanya produk lokal,” ujarnya.
Alpukat-alpukat yang akan digunakan untuk bisnis Alpukat ‘Avocadron’ milik Karlina Sembiring. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Hingga saat ini, sebagian besar pelanggan Avocadron memang berasal dari Jabodetabek. Meski demikian, alpukat bisa dikirim keluar kota selama masih terdapat jasa ekspedisi ekspres. Bahkan untuk area Jakarta, pembelian alpukat bisa dilakukan via aplikasi ridesharing seperti Gojek sehingga pengirimannya sangat cepat.
ADVERTISEMENT
Karlina optimistis bisnis ini masih punya peluang dan potensi yang bagus di masa mendatang. Apalagi alpukat merupakan salah satu buah yang akan terus punya penggemar setia. Bahkan Karlina juga bermimpi membesarkan bisnisnya.
“Komitmen awal saya berjualan sebenarnya untuk melayani ibu-ibu hamil, menyusui, untuk anak-anak. Jadi saya ingin setia pada komitmen tersebut. Dari dulu sampai sekarang enggak mungkin kita enggak makan buah kan. Jadi potensi bisnis ini pasti ada,” tandasnya.