Lepas Ekspor ke AS, Jokowi Ingin Tunjukkan Ekonomi Berjalan Baik

15 Mei 2018 18:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (Foto: Yudhistira Amsal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (Foto: Yudhistira Amsal/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo melepas ekspor produk manufaktur ke Amerika Serikat (AS), dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pelepasan produk ekspor ini, menurut Presiden untuk membuktikan perekonomian berjalan baik.
ADVERTISEMENT
“Negara kita Indonesia tidak boleh berhenti bekerja. Indonesia harus terus bekerja, terus bergerak. Karena itu pada sore ini saya datang ke Tanjung Priok pada acara pelepasan ekspor. Dengan kapal besar kita ingin tunjukkan bahwa ekonomi kita berjalan dengan baik,” kata Presiden di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5).
Dalam penjelasan, Jokowi mengungkapkan produk yang diekspor adalah manufaktur berupa alas kaki, garmen, dan barang elektronik. Total volume barang yang diekspor mencapai 4.300 TEUs (Twenty Foot Equivalent Units, yakni suatu ukuran kontainer).
Produk ekspor ini diberangkatkan langsung ke AS, tanpa melalui perantara negara ketiga, menggunakan kapal berkapasitas 10.000 TEUs. Dengan ekspor langsung ini, lanjut Presiden, setiap kontainer yang dikirim menghemat biaya 300 dolar AS.
Bongkar muat peti kemas (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat peti kemas (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
“Jadi produk yang diekspor bukan bahan mentah, tapi bahan-bahan produksi yang kita harap meningkatkan ekspor kita. Ekspor kita ke Amerika Serikat penanda Indonesia memiliki peran yang strategis di Indo Pasifik,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan selama April 2018 kembali mencatatkan defisit sebesar USD 1,63 miliar atau sekitar Rp 22,65 triliun (kurs Rp 13.900). Ini karena laju impor jauh lebih besar dibandingkan ekspor selama bulan lalu.
Laju impor selama bulan lalu sebesar USD 16,09 miliar atau sekitar Rp 223 triliun, meningkat 11,28% secara bulanan (mtm) maupun secara tahunan naik 34,68% (yoy).