news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lewat Sinergi BUMN, INKA Optimistis Bisa Tekan Impor Komponen Kereta

8 November 2018 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menarik gerbong pesanan Bangladesh di Pabrik PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Rabu (7/11). (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menarik gerbong pesanan Bangladesh di Pabrik PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Rabu (7/11). (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA terus berupaya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Cara ini ditempuh untuk mengurangi impor komponen kereta.
ADVERTISEMENT
Saat ini, masih ada beberapa komponen kereta yang harus diimpor. Misalnya sistem pengereman yang masih impor dari Jepang dan Jerman. Lalu sistem penggerak kereta yang diimpor dari China dan Eropa. INKA setidaknya sudah mampu memproduksi badan kereta serta interior.
Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro, mengungkapkan bahwa saat ini untuk tipe kereta bermesin seperti kereta Light Rail Transit (LRT) dan lokomotif baru memiliki TKDN masing-masing mencapai 42 persen dan 43 persen.
"Bahkan hingga AC (pendingin udara) pun kita sudah bisa buat sendiri di dalam negeri," kata Budi saat ditemui di Pabrik INKA, Madiun, Jawa Timur, Rabu malam (7/11).
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro Pada Saat Memperkenalkan Aktivitas Kerja di Kantor Pusat INKA, Madiun, Jawa Timur. (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro Pada Saat Memperkenalkan Aktivitas Kerja di Kantor Pusat INKA, Madiun, Jawa Timur. (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
Sementara untuk produk kereta tak bermesin yaitu gerbong kereta, TKDN sudah mencapai 70 persen. Untuk jenis ini, mulai dari badan, penggerak kereta, interior, sampai dengan sistem pengereman kereta sudah menggunakan kandungan lokal.
ADVERTISEMENT
"Kami terus berkomitmen meningkatkan TKDN produk kami sebagaimana arahan Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno). Secara bertahap dua hingga tiga tahun ke depan hal tersebut dapat terealisasi melebihi 80 persen," papar Budi.
Selanjutnya Budi menjelaskan, salah satu upaya untuk menggenjot TKDN produk INKA yakni melalui sinergi BUMN. Ke depan, sambung Budi, PT Barata Indonesia (Persero) akan berinvestasi untuk memproduksi roda kereta. Ada lagi PT Pindad (Persero) yang akan memproduksi motor penggerak kereta. Tidak hanya Pindad dan Barata, PT Inalum (Persero) juga akan memproduksi produk hilirisasi aluminium yang bisa digunakan untuk badan kereta.
"Karena aluminium bisa kita gunakan untuk body kereta. Jika komponen-komponen yang biasa kami impor tersebut sudah ada yang produksi di dalam negeri, maka bukan hal mustahil TKDN produk INKA bisa mencapai lebih dari 90 persen. Namun prosesnya memang membutuhkan waktu," tutup Budi.
ADVERTISEMENT