Libur Akhir Tahun, Penumpang Penerbangan ke Bali Malah Turun 30%

13 Desember 2017 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat berada di Bandara Soekarno-Hatta. (Foto: Instagram @soekarnohattaairport)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat berada di Bandara Soekarno-Hatta. (Foto: Instagram @soekarnohattaairport)
ADVERTISEMENT
Liburan akhir tahun yakni Natal dan Tahun Baru merupakan saat-saat terjadi lonjakan penumpang angkutan berbagai moda, termasuk penerbangan. Namun Asosiasi Perusahaan Penerbangan Berjadwal Nasional (INACA) memperkirakan, untuk kali ini jumlah penumpang yang terbang ke Bali justru turun.
ADVERTISEMENT
Ketua INACA Bayu Sutanto mengatakan, penerbangan ke Bali pada puncak musim liburan akhir tahun pada Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 diperkirakan mengalami penurunan hingga 30%
"Dibandingkan dengan tahun lalu, mungkin 25 atau 30% ada penurunan," kata Bayu saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu (13/12).
Dia mengatakan faktor utama dari penurunan jumlah penumpang tersebut, yaitu erupsi Gunung Agung yang saat ini masih berstatus awas. Hal itu, kata dia, ditandai dengan sejumlah penundaan acara, baik itu tingkat nasional dan internasional.
"Kelihatannya akan turun. Saya lihat beberapa event, termasuk di beberapa maskapai kita, juga lihat perusahaan untuk mengadakan workshop atau seminar di Bali, banyak yang ditunda semua," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut dia, orang-orang cenderung menunda liburan ke Bali untuk menghindari dampak buruk dari erupsi.
Meski demikian, Bayu mengatakan tingkat keterisian penumpang ke rute lain tetap tinggi. Orang cenderung mengalihkan destinasi wisata dari Bali ke Yogyakarta, Semarang dan Bandung. Dia menambahkan, sejumlah penumpang cenderung beralih ke luar negeri, seperti Singapura atau Thailand.
Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
"Natal dan Tahun Baru di Denpasar sepertinya tidak akan seramai tahun sebelumnya. Mungkin pindah ke tempat lain atau ke luar negeri, yang paling dekat Singapura atau Bangkok, tapi untuk maskapai penerbangan paling jauh terbang ke Jepang, Korea, Australia, Timur Tengah," katanya.
Di luar penerbangan ke Bali, secara umum penerbangan ke destinasi lain pada akhir tahun ini mengalami peningkatan penumpang sekitar 15%. Bahkan untuk rute-rute tertentu, seperti Medan dan Manado, naiknya bisa 20%.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku hal itu merupakan kondisi yang sulit, terutama untuk mengejar target jumlah wisatawan mancanegara hingga akhir tahun ini.
"Kita kehilangan satu juta, memang kondisinya sulit karena kalau kita tetap memaksakan dan ternyata erupsi, kepercayaan orang akan hilang," ujarnya.