Luhut Bentuk Satgas untuk Selesaikan Masalah Garuda Indonesia

5 Juni 2018 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-300. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-300. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Pahala Mansury, mengatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan membentuk task force untuk menyelesaikan masalah antara manajemen Garuda Indonesia dengan pilot dan serikat pekerjanya. Task force ini mirip dengan satugas tugas atau satgas.
ADVERTISEMENT
“Jadi nanti akan dibentuk sebuah task force sesuai arah tadi untuk memastikan bahwa hal-hal apa yang menjadi concern dan menjadi perhatian (para pilot dan sekitar pekerja Garuda Indonesia),” kata Pahala usai bertemu Luhut di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (5/6).
Pahala melanjutkan, dalam task force segala bentuk masukan bisa disampaikan dan akan dibicarakan bersama. Adapun pihak yang akan berunding di dalam task force itu adalah Kemenko Kemaritiman, Kementerian BUMN, Garuda Indonesia, Asosiasi Pilot Garuda (APG), dan Serikat Pekerja Garuda Indonesia (Sekarga).
“Nanti akan bentuk komunikasi task force terdiri dari kementerian, Garuda Indonesia, Sekarga, dan APG. Jadi kalau dari kita sih senang sekali apa yang disampaikan (Luhut) tadi di dalam, Kemenko Maritim memfasilitasi dan Kementerian BUMN juga terlibat. Ini hal yang bagus sekali bagaimana memang kita memfasilitasi komunikasi kedua belah pihak ini,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Adapun soal tuntutan yang selama ini selalu diutarakan APG dan Sekarga terkait kesehatan perusahaan, Garuda Indonesia selalu terbuka dalam menerima masukan dan berkomunikasi dengan mereka. Menurutnya, apa yang selama ini dikeluhkan mereka justru terbalik dengan keadaan perusahaan yang kian membaik.
Pahala mengklaim, secara kinerja sendiri sejauh ini dari sisi kelancaran operasional per Januari-Mei kemarin, ontime performance perusahaan mencapai 89%. Penilaian ini lebih baik dibanding tahun lalu yang 86%. Begitupun dengan pelayanan ke penumpang, Pahala mengklaim, perseroan juga tetap baik dan diaudit juga dengan pihak ketiga yaitu Skytrax.
"Dari sisi keuangan pun terus membaik. Di triwulan pertama 2017 Garuda mencatatkan kerugian USD 100 juta, namun di triwulan 2, 3, dan 4 secara operasional sudah untung. Jadi dari bebagai sisi seharusnya enggak ada hal yang ini ya (membuat mogok kerja). Tapi kita memang harus tingkat juga ya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Adapun terkait tuntutan APG dan Sekarga yang meminta Direktur Personalia Garuda Indonesia dicopot, menurutnya semua diserahkan kepada pemegang saham. “Kita kembalikan ke mereka,” jelasnya.