Luhut Jelaskan Pemerintah Tak Bisa Intervensi Harga Tiket Pesawat

21 Januari 2019 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkomaritim Luhut B Pandjaitan bersama dengan ketua KNKT dan TNI AL penemu CVR Lion Air JT-610. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkomaritim Luhut B Pandjaitan bersama dengan ketua KNKT dan TNI AL penemu CVR Lion Air JT-610. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga tiket pesawat rute domestik ke beberapa wilayah hingga saat ini masih tinggi. Padahal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Carriers Association/INACA) telah sepakat untuk menurunkan tarif tiket hingga 60 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, masih mahalnya tarif tiket pesawat untuk beberapa rute domestik karena saat ini tengah terjadi penyesuaian harga sesuai mekanisme pasar. Pemerintah pun tak bisa mengintervensi terkait harga tiket tersebut.
"Kan enggak boleh kita intervensi market. Biarlah mekanisme market, kan pemerintah punya floor price, harga atas, Menhub juga sudah atur dengan bagus," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (21/1).
Berdasarkan pantauan kumparan di salah satu situs jasa pemesanan tiket, tarif tiket untuk tujuan Jakarta (CGK) - Medan (KNO) pada Jumat, 8 Februari 2019 sebesar Rp 1,65 juta untuk Lion Air. Sementara normalnya hanya sekitar Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta.
Maskapai Penerbangan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Penerbangan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Ya kan lagi dicari ekuilibrium, penyesuaian," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mahalnya harga tiket pesawat dikeluhkan oleh masyarakat sejak akhir tahun lalu. Tak hanya itu, bahkan usai Natal dan Tahun Baru pun harga tiket masih dirasa mahal.
Pada Minggu (13/1), akhirnya Ketua Umum INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memutuskan untuk menurunkan tarif tiket hingga 60 persen. Adapun penurunan harga tersebut bervariatif tergantung rute dan maskapainya.
“Jadi yang kami lakukan variatif, nanti kita cek absolutnya, jadi sampai hingga 50 sampai 60 persen, ada yang tertinggi seperti itu. Yang pasti di atas 20 persen sampai 60 persen,” kata pria yang akrab disapa Ari.