Luhut Lawan Uni Eropa soal Boikot Sawit RI: Lu Jual, Gue Beli

27 Maret 2019 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memberikan sambutan pada Peresmian PLTSa Merah Putih Bantar Gebang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memberikan sambutan pada Peresmian PLTSa Merah Putih Bantar Gebang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Eropa telah memutuskan bahwa budi daya kelapa sawit bisa mengakibatkan deforestasi berlebihan. Karena itu, Uni Eropa bakal memboikot sawit Indonesia.
ADVERTISEMENT
Atas kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan mengambil langkah untuk melawan Uni Eropa. Hanya saja, dia masih enggan membocorkan apa saja yang bakal dilakukan Indonesia ke sana.
"Kita seperti main catur, saya enggak boleh buka rahasia-rahasia (terkait langkah selanjutnya). Tapi kita enggak boleh underestimate," kata dia di Hotel Ayana, Jakarta, Rabu (27/3).
Kata Luhut, Indonesia bakal menginventarisir semua data ekspor sawit ke Eropa. Dengan begitu, negara tahu berapa kebutuhan mereka dan menebak pasar yang bakal dicari Eropa kalau tidak impor dari Indonesia.
Mitsubishi Colt Diesel jadi andalan di perkebunan sawit Foto: Istimewa
Menurut dia, isu lingkungan yang menjadi senjata Uni Eropa untuk memboikot produk sawit Indonesia tidak beralasan. Sebab, itu hanya politik dagang mereka semata.
ADVERTISEMENT
Dia pun mengancam Indonesia akan keluar dari Kesepakatan Paris. Hal yang sama pernah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Brasil yang bahkan keluar dari perjanjian climate change.
Terpenting, kata dia, dalam perlawanan menghadapi Uni Eropa, pemerintah tidak sedikit pun ragu. Bahkan, Luhut menantang Uni Eropa dengan jargon "elo jual, gue beli".
Sikap berani Indonesia, kata dia, lahir karena 27 juta rakyat menggantungkan hidupnya pada sawit. Jadi, Luhut tidak akan membiarkan mereka semua miskin karena boikot yang dilakukan Uni Eropa.
"Kalau kau bisa bicara soal keluar lingkungan, AS dan Brasil juga keluar dari climate change, kita consider juga, kenapa enggak? Pokoknya lu jual, gue beli. Enggak usah ragu-ragu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Adapun potensi untuk perang dagang dengan Uni Eropa, Luhut enggan berandai-andai. Tapi, jika kondisi ini semakin mempersulit Indonesia dan merugikan negara, bukan tidak mungkin perang dagang ada.
"Ngapain cepat-cepat perang dagang? Kita lihat saja, kalau ada betul-betul merugikan kita, kita sudah siap," jelasnya.
Sebagai catatan, keterlibatan Indonesia dalam Kesepakatan Paris merupakan komitmen Presiden Joko Widodo sebagaimana disampaikan pada COP 21 UNFCCC di Paris, Indonesia akan terlibat dalam upaya menanggulangi perubahan iklim yang merupakan masalah global. Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan Internasional sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
Kesepakatan Paris tersebut juga telah diratifikasi dalam UU Nomor 16 Tahun 2016 oleh DPR RI. Artinya selain bertentangan dengan komitmen Presiden Joko Widodo, pernyataan Luhut Binsar Panjaitan tersebut juga melangkahi kewenangan DPR RI karena tidak atas persetujuan parlemen.
ADVERTISEMENT