Luhut Sebut Mantan Presiden Bank Dunia Tertarik Berinvestasi di RI

14 Januari 2019 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 (Foto: ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 (Foto: ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa)
ADVERTISEMENT
Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim yang akan segera lengser. Kim bakal pergi meninggalkan kursi nomor satu di sana usai mengajukan surat pengunduran dirinya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku Kim melirik Indonesia menjadi salah satu tempat berinvestasi. Hal ini disampaikan Luhut usai berbincang via telepon dengan Kim beberapa waktu lalu.
"Indonesia ini dikategorikan menarik buat luar negeri, saya kira satu indikasi terakhir adalah mundurnya Jim Kim Presiden World Bank, saya langsung telpon dia, saya bilang kenapa kamu mundur? Dia bilang, 'saya setelah 6 tahun di World Bank, saya ingin masuk lebih konkret lebih cepat ke private sector dan saya lihat Indonesia salah satu cepat untuk melakukan investasi infrastruktur," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (14/1).
Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, Kim memang mengungkapkan keinginannya untuk fokus pada perusahaan swasta yang menawarkan pendanaan untuk pembangunan.
Pose satu jari Menteri Sri Mulyani dan Menteri Luhut Pandjaitan saat penutupan acara IMF di Nusa Dua Bali. (Foto: Instagram/@christinelagarde)
zoom-in-whitePerbesar
Pose satu jari Menteri Sri Mulyani dan Menteri Luhut Pandjaitan saat penutupan acara IMF di Nusa Dua Bali. (Foto: Instagram/@christinelagarde)
Dari hasil mengobrol dengan Kim, Luhut menyebutkan lembaga swasta yang akan Kim geluti nantinya mengumpulkan dana sebesar USD 1 triliun agar bisa memberikan pinjaman untuk pembangunan di suatu negara.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Luhut tak menampik bahwa kerja sama atau tawaran ini dilakukan dalam bentuk business to business (B2B). Karena itu baik pihak Kim dan negara yang dibantu akan sama-sama mencari untung.
"Kalau orang bilang infrastruktur tidak penting, orang saja melihat Indonesia satu daerah bagus melakukan invest kalau B to B mesti dihitung project IRR (pengembalian modal) bagaimana sih, kalau nggak menguntungkan enggak akan mau investasi," ucap dia.