Madusari Akan Pakai Jagung untuk Produksi Etanol

30 Agustus 2018 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
ADVERTISEMENT
PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) saat ini tengah membangun pabrik ethanol yang berlokasi di Provinsi Lampung. Rencananya, pabrik tersebut bakal memproduksi etanol sebesar 50 juta liter per tahun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Madusari Murni Indah Arief Goenadibrata mengatakan, pihaknya tengah mengkaji agar pabrik tersebut mampu memproduksi etanol dengan bahan baku alternatif.
“Pabrik kami yang ada di Lampung akan coba cari bahan baku alternatif. Yaitu kami melihat potensi menggunakan jagung,” ungkap Arief di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (30/8).
Menurut Arief, selama ini, satu pabrik etanol yang telah dimiliki perseroan masih menggunakan bahan baku dari limbah industri gula yaitu tetes tebu. Tak hanya untuk etanol, Arief mengatakan, bahan baku tersebut juga digunakan untuk memproduksi CO2 dan pupuk.
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
“Itu limbahnya kami pakai, kami olah untuk memproduksi ethanol, CO2 dan pupuk,” ujarnya.
Meski demikian, Arief mengatakan, bahan baku untuk etanol sejatinya tidak hanya dari tetes tebu. Untuk itulah pihaknya tengah mengkaji penggunaan jagung untuk memproduksi etanol. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan perseroan terhadap limbah indusri gula.
ADVERTISEMENT
Nantinya, pabrik dengan nilai investasi Rp 500 miliar ini akan dibangun dengan menggunakan 95 persen dana hasil Initial Public Offering (IPO) yang baru dilakukan perseroan.
"Itu kalau sudah full produksi nambah 50 juta liter. Full-nya di 2020. Mungkin sekitar 50 persen (produksi pabrik baru) nanti di semester II 2019,” tandasnya.