Makanan dan Fashion Jadi Target Indonesia Kembangkan Industri Halal

24 September 2018 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
stall makanan tradisional (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
stall makanan tradisional (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, pemerintah tengah membuat peta jalan agar Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi halal dunia. Untuk memulainya, pemerintah akan memfokuskan pada dua industri untuk dikembangkan, yaitu makanan dan fashion.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Anwar Bashori mengatakan, dua bisnis itu potensial untuk bisa membawa nama Indonesia mendunia di industri halal. Makanan dan fashion, terutama busana-busana merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Kedua sektor itu kita kembangkan dan tidak perlu impor, maka akan sangat membantu perekonomian nasional,” kata Anwar saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, Senin (24/9).
Karena itu, BI akan membentuk peta jalan tentang industri halal di Indonesia ini dengan menggelar Indonesia International Halal and Lifestyle Conference and Business Forum 2018 di Jakarta pada 3-5 Oktober 2018. Acara ini akan mempertemukan pelaku usaha dan regulator untuk sama-sama menggodok apa saja yang perlu dipetakan untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat industri halal.
ADVERTISEMENT
Selain makanan dan fashion, ada 3 industri dalam negeri yang potensial untuk dikembangkan dalam ekonomi halal ini, yaitu perbankan, komestik, dan travel.
Toko Busana Muslim Rabbani (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko Busana Muslim Rabbani (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Meski Indonesia potensial menjadi pusat industri halal dunia, Anwar mengaku, BI belum punya hitungan tentang berapa keuntungan yang bisa didapat. Tapi dia hanya menyuguhkan data global.
Pada kedua industri yang difokuskan, yaitu makanan dan fashion, secara global, industri makanan halal memiliki nilai ekonomi mencapai USD 1,2 triliun pada 2016. Angka itu diprediksi bakal terus meningkat menjadi USD 1,9 triliun pada 2022 mendatang.
Sementara untuk potensi ekonomi dari busana halal atau fashion syar'i menembus angka USD 254 miliar pada 2016. Angka ini diperkirakan bertambah menjadi USD 373 miliar dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Dengan fokus mengembangkan makanan dan busana halal, maka Indonesia, bisa menjadi basis produksi dan bukan hanya menjadi pasar industri halal global," kata dia.
Lebih lanjut, Anwar mengatakan, industri makanan halal di Indonesia sebenarnya sudah sangat berkembang. Sayangnya, belum semua tersertifikasi secara halal meski makanan itu halal.
Kondisi ini sangat berbeda dengan makanan di berbagai negara lainnya yang memiliki standar semacam halal tapi untuk kesehatan. Dia menyebut, salah satunya Jepang.
“Rumah makan Padang itu ya halal tapi kan kalau turis Timur Tengah tiba di Cengkareng, mau cari makan yang halal di mana? Makanya turis-turis dari sana justru banyak yang tertarik ke negara-negara tersebut untuk wisata kuliner karena mereka memiliki sertifikasi yang jelas untuk makanan halal,” jelas dia.
ADVERTISEMENT