Manfaatkan Perang Dagang, Pengusaha Mamin RI Genjot Ekspor ke AS

24 Agustus 2019 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut. Kali ini, China memasang tarif balasan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Wall Street Journal, Sabtu (24/8), Beijing akan memberlakukan tarif 5 persen dan 10 persen pada hampir semua produk impor AS. Tak hanya itu, China juga berencana menaikkan tarif pada beberapa produk AS yang sebelumnya telah dikenakan bea masuk.
Tindakan balasan China itu berlaku pada produk pertanian, mobil, pakaian, bahan kimia dan tekstil AS dengan total USD 75 miliar atau sekitar Rp 1,06 triliun (kurs Rp 14.200). Adapun rencana pemberlakuan tarif itu akan dilaksanakan pada 1 September dan 15 Desember mendatang.
Melihat situasi itu, Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan pasar AS sebagai tujuan ekspor berbagai produk makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
"Kemarin kita sudah rapat di kantor Pak Luhut (Menko Kemaritiman) terkait pasar Amerika. Kita memang melihat situasi dunia dan pengalaman Vietnam yang mampu meningkatkan ekspor dari perang dagang, makanya (kita) akan tingkatkan kerja sama dengan AS," katanya saat dihubungi kumparan, Sabtu (24/8).
Ketua GAPMMI, Adhi S Lukman Foto: Siti Maghfirah/kumparan
Lebih lanjut dia menjelaskan, peningkatan ekspor ke pasar AS akan didorong dari semua sektor industri. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan perbankan untuk mengatur supaya proses pembiayaan ekspor lebih mudah.
Adhi menyebut, pihak pengusaha dan asosiasi diberikan waktu satu minggu untuk memberi masukan dalam rangka peningkatan ekspor ke pasar AS.
"Setelah kami beri masukan bagaimana, maka selanjutnya pemerintah yang akan koordinasi dengan perbankan soal pembiayaan ekspor ke AS. Kami berharap agar pembayaran nantinya lebih mudah sehingga bisa mendorong kerja sama antara Indonesia dan Amerika," katanya.
ADVERTISEMENT
Adhi sendiri meminta agar perbankan menyediakan kantor khusus untuk membantu eksportir terkait masalah biaya. Dengan begitu, pengusaha akan tertangani dengan baik ketika terjadi kendala.
Tak hanya peningkatan ekspor produk, para pengusaha juga mengaku siap untuk meningkatkan perundingan bilateral antara Indonesia dan AS. Harapannya, semakin banyak kerja sama yang terjalin antara kedua negara.
"Kalau kita berhasil meningkatkan ekspor ke AS, kita akan bisa duplikasi hal serupa ke negara-negara lain," tutupnya.