Manjakan Konsumen, China Bebaskan Tarif Impor Ratusan Komoditas

Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China (Foto: portofnansha.com)

Pemerintah China membebaskan tarif impor terhadap ratusan komoditas, untuk menekan harga berbagai produk bagi konsumen dalam negeri mereka. Kebijakan ini juga bertujuan untuk membuka pintu China bagi perekonomian global.

Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), pembebasan tarif ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2019. Total ada 700 komoditas yang diturunkan tarif impornya. Sebagian bahkan menjadi nol persen, selebihnya masih dikenai tarif impor dalam persentase yang rendah.

“Seperti tarif impor produk-produk berteknologi tinggi akan tetap berlaku, tapi relatif rendah. Seperti generator pada mesin pesawat hanya kena 1 persen dan mesin robotik pengelas otomotif hanya 5 persen,” tulis SCMP.

Kementerian Perdagangan mengungkapkan, produk-produk berbasis teknologi masih akan mendapatkan penurunan tarif impor lagi pada Juli mendatang. Di antaranya mesin dengan teknologi informasi, printer, pengeras suara (speaker), juga perlengkapan medis.

Media berbasis di Hong Kong itu menyebutkan, ini merupakan paket kebijakan pemangkasan tarif impor ketiga dari Presiden Xi Jinping, sepanjang 2018. Hal ini, merupakan bukti bahwa Beijing menjalankan janji-janji Presiden Xi Jinping, di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat

“Ekspor AS akan mendapat manfaat dari pengurangan (tarif impor) tersebut, meskipun sebagian besar produk masih akan dikenakan tarif pembalasan sampai ada terobosan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung,” ungkap pernyataan remi pemerintah.

Presiden Cina Xi Jinping (Foto: REUTERS/Aly Song)

Sementara itu, komoditas yang mendapat pembebasan tarif impor, di antaranya bahan baku produk farmasi dan kosmetik.

Pemangkasan tarif impor ini, akan diberikan China kepada negara-negara sahabat mitra dagang utamanya. Termasuk negara-negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pada saat yang sama, China juga memangkas tarif atas 94 jenis produk ekspor mereka. Di antaranya pupuk, bijih besi, tar batubara, dan pulp kayu. Saat ini tarif ekspor produk tersebut ada yang mencapai 40 persen.

Sementara itu, tarif impor dari negara-negara yang memiliki perjanjian dagang khusus dengan China, akan ditetapkan sesuai kesepakatan kedua negara. Negara tersebut seperti Selandia Baru, Peru, Kosta Rika, Swiss, Islandia, Korea Selatan, Australia, dan Georgia.

Impor dari Hong Kong dan Makau juga juga akan menikmati pajak yang lebih rendah.