Market Sedang Bergejolak, Investasi Ini Bisa Jadi Pilihan

10 September 2018 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini memberikan pengaruh pada performa pasar modal. Pergerakan pasar modal menjadi fluktuatif sehingga para investor pun harus jeli memilih instrumen investasi. Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan saat pasar tengah berfluktuasi seperti ini, salah satu instrumen investasi yang bisa jadi alternatif adalah Exchange Traded Fund (ETF). Produk ini merupakan reksa dana yang unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa layaknya saham.
ADVERTISEMENT
"Justru dari sisi market yang lagi volatile ini, ETF merupakan alat investasi yang menurut saya paling efisien yang bisa digunakan investor. Karena bisa akses market secara fleksibel, transparan dan jauh lebih efisien," ungkap Guntur di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (10/9).
Guntur menjelaskan dibandingkan dengan reksa dana konvesional, jual beli ETF dinilai lebih fleksibel. Tak heran saat ini minat investor ke ETF dinilai cukup meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan dana kelolaan (Aset Under Manajemen/AUM) yang mencapai Rp 4,5 triliun.
“Secara overall meningkat, kalau ETF kita bilang kan industri masih early. Tapi kalau kita lihat dari sisi AUM, pertumbuhannya luar biasa. Kalau kita lihat 3 sampai 4 tahun lalu masih sedikit sekali jadi kalau dari sisi pertumbuhan sama potensi sangat luar biasa sekali,” ujarnya.
CEO Pinnacle Investment Guntur Putra. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Pinnacle Investment Guntur Putra. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Guntur juga mengimbau agar investor tidak terlalu agresif dalam berinvestasi di ETF. Artinya, investor bisa berinvestasi secara bertahap dan jeli melihat kesempatan saat market masih terkoreksi.
“Karena ini bukan alat spekulasi melainkan investasi. Jadi mereka bisa masuk secara bertahap juga saat market koreksi, kurang lebih mereka bisa ambil posisi yang lebih baik. Tapi pada saat market rebound lagi mereka juga enggak ketinggalan,” ucapnya.
Pinnacle Investment hari ini resmi mencatatkan produk reksa dana ke-7 yang dapat diperdagangan atau exchange traded fund (ETF) di BEI. Produk ETF tersebut menggunakan dan mereplikasi indeks FTSE Indonesia sebagai underlying benchmark.
Produk ini resmi dicatatkan di BEI dengan kode saham XPFT. Dengan demikian, Pinnacle kini memiliki tujuh lini produk sejenis yang dicatatkan di lantai bursa yakni XPLQ, XPDV, XPLC, XPES, XPSG, XPID dan XPTF.
ADVERTISEMENT
“XPTF merupakan ETF pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan FTSE Russel sebagai global index provider yang terkemuka di dunia. XPFT ini diharapkan dapat memberikan investor akses terhadap perusahaan berkapitalisasi besar di Indonesia secara efisien,” kata Guntur.