Mau Bangun 7.000 Km Rel Kereta hingga 2030, RI Butuh USD 65,5 Miliar

20 Maret 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi. Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi. Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2030 mendatang, Indonesia menargetkan bakal membangun setidaknya total 13.000 km jalur kereta api (KA) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara, saat ini tercatat ada 6.000 km jalur KA, yang berarti dalam rentang 11 tahun mendatang akan membangun 7.000 Km rel KA.
ADVERTISEMENT
Kasubdit Lalu Lintas, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Yudi Karyanto mengatakan dibutuhkan setidaknya anggaran USD 65,595 miliar untuk merealisasikan itu.
“Akan ada 3 urban transport dan 5 intercity transport,” katanya dalam acara pembukaan Indonesia Railway Conference 2019, di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/3).
Yudi merinci, suntikan dana yang dibutuhkan untuk infrastuktur total yaitu USD 30,065 miliar. Jumlah itu, akan diperuntukkan untuk pembangunan intercity railway sepanjang 9,210 km senilai USD 23,025 miliar. Sedangkan, urban railway sepanjang 3,755 km senilai USD 13,142 miliar.
Sementara itu, untuk keperluan rolling stock menurut perhitungan pihaknya bakal membutuhkan USD 35,527 miliar.
“Jadi totalnya kita butuh USD 65,595 miliar, maka kami mengundang hadirin di sini untuk berinvestasi dalam penbangunan ini,” ujarnya di hadapan para peserta konferensi kereta api.
Ilustrasi kereta api Foto: Pexels
Ia menerangkan, pendanaan proyek pembangunan 13 ribu rel kereta di 2030 itu akan menggunakan dana APBN sebesar 36 persen dan BUMN atau private sebesar 64 persen.
ADVERTISEMENT
“Investasi, Lack of syndrom, kita selalu kurang dalam pembiayaan. Investasi KA selalu butuh perencanaan yang matang,” imbuh dia.
Maka dari itu, kata dia, Kemenhub perlu menjalankan strategi yang tak sembarang dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari gotong royong antar BUMN hingga perusahan swasta.
Di sisi lain, menurutnya sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan target itu juga harus disiapkan.
Human resource baik pengopersian dan maintenance. Kelembagaan kami sangat mengharapkan saran,” pungkasnya.