Mau Bangun PLTG di Pomalaa, Antam Pertimbangkan Beli Gas PGN

9 Mei 2018 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Unit Bisnis Pengolahan Nikel (UBPN) milik PT Antam Tbk di Pomala, Sulawesi Tenggara, berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Rencana pembangunan pembangkit listrik itu, saat ini sudah memasuki tahap commissioning
ADVERTISEMENT
SVP Deputy General Manager UBPN Antam di Pomalaa, Nilus Rahmat mengatakan, PLTG ini diproyeksikan untuk mengganti sumber listrik penggerak semua mesin miliki UBPN di Pomalaa yang saat ini bersumber dari pembangkit listrik tenaga diesel dan tenaga uap. 
“Jadi nanti PLTG ini untuk engine kita semua, jadi konversinya 100%. Ada 8 engine, jadi 8X17 Mega Watt listrik yang dihasilkan,” katanya saat ditemui di PLTU, Pomalaa, Selasa (8/5) sore. 
Nilus mengatakan, untuk pembelian gas dalam bentuk cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) masih dalam tahap diskusi. Sampai saat ini ada dua anak perusahaan BUMN yang tengah dilihat Antam, yaitu dari PT Pertagas dan PT PGN LNG. 
Kedua gas itu berada di Kalimantan dan Papua. Dari kedua perusahaan itu, Nilus mengaku tengah mempertimbangkan gas dari PGN LNG karena dianggap lebih ekonomis. Adapun target dari penentuan beli gas di antara kedua perusahaan itu ada ditangan Antam. 
PLTU milik Antam di Pomalaa (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTU milik Antam di Pomalaa (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
“Targetnya tergantung kita. Gasnya masih tahap negosiasi dari Pertagas dan PGN LNG. Setelah dilelang itu (kemungkinan) dari PGN LNG,” kata Nilus. 
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kata dia, harga gas yang ditawarkan kedua perusahaan itu masih mahal jika dibandingkan dengan harga BBM jenis diesel yang selama ini menjadi bahan baku PLTD. Sebab, diesel yang dibeli Antam saat ini masih terbilang murah karena diberikan diskon oleh PT Pertamina (Persero). 
“Kita dapat diskon harga minyak cukup besar di atas normal oleh Pertamina. Jadi kita masih lihat harga tawaran dari Pertagas dan PGN LNG,” lanjut Nilus. 
Lebih lanjut Nilus mengatakan, tujuan pembangunan PLTG untuk mengantisipasi kelangkaan harga BBM Diesel kelak. Meski begitu, kenaikan harga minyak mentah yang saat ini mencapai USD 70 per barel masih dalam tahap aman bagi Antam. 
“Dulu waktu harga minyak tinggi, memang harga gas lebih murah sekitar 25%. Tapi setelah minyak turun ke USD 40 jadi bersaing. Meskipun sekarang sudah USD 70 tapi belum terlalu berpengaruh,” katanya.
ADVERTISEMENT