Mau Cuan di Awal Tahun? Saham Konstruksi dan Konsumer Bisa Dipilih

4 Januari 2019 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi. (Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi. (Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain))
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Awal tahun, saat tepat menyusun strategi investasi dengan menyesuaikan portofolio investasi sesuai ekonomi maupun politik yang terjadi di Indonesia. Instrumen investasi saham di tahun ini masih menjanjikan meskipun tahun ini sebagai tahun politik.
ADVERTISEMENT
Risiko investasi yang mungkin terjadi di tahun ini lantaran adanya pilpres 2019, intrik politik akan mulai terasa. Namun di tengah risiko tersebut, ada sebuah peluang. Biasanya setiap kali ada pemilu maka perputaran uang di masyarakat akan lebih besar dari biasanya.
Dengan putaran uang yang bergerak lebih banyak dari biasanya, hal itu akan memacu bursa saham bergerak lebih tinggi lagi. Apalagi kondisi perekonomian Indonesia akan lebih baik.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Sriwidjaja Rauf menjelaskan, mengutip dari hasil riset RELI, untuk tahun 2019 ini strategi yang tepat untuk investor di awal tahun adalah mengurangi pemilihan pada aset berisiko dan menambah porsi pada aset yang minim risiko.
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
“Karena awal tahun ini sentimen yang menerpa di awal tahun cukup berisiko terutama sentimen global. Di mana efek dari tensi perdagangan global mulai terasakan oleh Tiongkok pada kinerja manufaktur turun mendekati batasan level ekspansi. Dari dalam negeri pun investor cenderung wait and see karena sentimen pemilu,” ujar Sriwidjaja dalam keterangan pers, Jumat (4/1).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, terdapat sejumlah saham yang masih layak dicermati dan layak dikoleksi. Antara lain, saham-saham konstruksi, pertanian dan konsumer yang layak untuk dicermati pada awal tahun ini. Di antaranya WSKT, PTPP, ADHI, LSIP, AALI, UNVR, HMSP dan GGRM.
Mencermati awal tahun, investor juga dapat melakukan kilas balik 3 tahun ke belakang untuk saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar. Mengingat sebentar lagi akan masuk musim dividen. Beberapa saham memiliki pola yang berulang, yakni mulai mengalami kenaikan pada sekitar November akhir tahun sebelumnnya sampai kurang lebih di bulan Februari dan Maret saat pembagian dividen.
Nah, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor yang menyukai saham-saham berfundamental kuat untuk mendapatkan capital gain yang relatif signifikan. Sebut saja saham-saham tersebut antara lain seperti INDF, ASII, SMGR, tampak terjadi pola yang berulang setiap tahunnya.
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Tentu saja, sebelum berburu saham, tetap perhatikan juga sisi kinerjanya. Juga perhitungkan analisa teknikal dan fundamental. Jangan lupa juga untuk mencermati outlook dan sentimen yang akan mempengaruhi di sepanjang tahun 2019. Baru menentukan sektor-sektor mana yang akan terpengaruh dan saham apa yang masih cukup murah secara fundamental dan kinerja tingkat pengembalian laba.
ADVERTISEMENT
Tak kalah penting, selalu cermati data-data ekonomi di dalam negeri karena juga akan memberi pengaruh terhadap kinerja pasar saham. Saat ini, menurut riset RELI, data kinerja manufaktur Indonesia mengalami perbaikan dan pertumbuhan di atas ekspektasi 51.2 berbanding 50.4 di periode sebelumnya dan tingkat inflasi yang lebih konservatif diangka 3 persen.
Sedangkan data indeks kinerja manufaktur Tiongkok berkontraksi dengan melemah di mana survei Caixin di bawah level expansi 49.7 berbanding 50.1 di periode sebelumnya.
Nah, agar tetap untung di awal tahun, investor perlu jeli untuk menyerap dan mencermati, informasi-informasi outlook makroekonomi global maupun dalam negeri. Cermati saham-saham yang memiliki P/E rendah dan ROE di atas 20 persen. Kemudian, secara teknikal perhatikan saham-saham yang oversold dan mencoba rebound mematahkan trend bearish nya.
Pergerakan IHSG (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pergerakan IHSG (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Investasi, kata Sriwidjaja, diperlukan agar bisa memenuhi keinginan, melawan inflasi, juga supaya kekayaan aset meningkat dan tak kalah penting untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa depan. Untuk itu, sejak dini, ubah pendapatan menjadi investasi, karena jangka panjang mampu melawan inflasi, atau ketika ada uang lebih selalu sisihkan untuk investasi.
ADVERTISEMENT
“Jika memiliki pendapatan lebih, selalu sisihkan untuk investasi, ada banyak produk investasi di RELI, bisa dipilih sesuai karakteristik dan kebutuhan investor,” katanya.
Pahami prinsip dasar investasi. Antara lain dengan menggunakan dana lebih. Kemudian mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu, tidak tempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen. Serta disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss.
Sebelum beli saham kenali seperti apa sahamnya, yang kedua tahu manfaatnya dan apa risikonya, lalu jangan ikut-ikutan orang beli saham yang tidak terlalu mahal ternyata berisiko dan rugi.
Juga waspada penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Selalu cek atau riset bagaimana izin perusahaan investasi tersebut. Karena hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT