Mau Swasembada di 2020, Kementan Akan Paksa Importir Tanam Kedelai

11 Januari 2019 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengeringkan biji kedelai untuk dijadikan tempe di rumah produksi tempe. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengeringkan biji kedelai untuk dijadikan tempe di rumah produksi tempe. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
ADVERTISEMENT
Guna mencapai target swasembada kedelai pada 2020, Kementerian Pertanian berencana akan menerapkan sistem yang sama saat mengimpor bawang putih ke para importir kedelai. Nantinya, para importir kedelai akan diwajibkan menanam kedelai sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya untuk melindungi petani kedelai.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan, produktivitas kedelai lokal juga masih rendah. Selama ini, kebutuhan kedelai lebih banyak diimpor dari Amerika Serikat.
"Ini usulan impor kedelai seperti ini dari pedagang, mereka minta agar para importir juga turut bertanggung jawab terhadap petani lokal. Dan juga bisa meningkatkan nilai tambah. Selama ini juga, kebanyakan para petani kedeai masih menjadikan aktivitas tanam kedelai sebagai sampingan," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Kawasan Ragunan, Jakarta, Jumat (11/1).
Berdasarkan data Kementan, jumlah produksi kedelai masih mengalami gejolak. Pada tahun 2015 jumlah produksi kedelai sebanyak 963.183 ton, kemudian 859.653 pada 2016. Sementara pada 2017, angka produksi sempat di kisaran 538.728 dan kembali meningkat menjadi 982.598 pada 2018.
Kacang kedelai. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kacang kedelai. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Angka ini jika dibandingkan dengan jumlah impor sangat jauh. Di tahun 2017 saja, pemerintah mengimpor kedelai sekitar 2,7 juta ton dan mengalami penurunan sedikit di tahun 2018 menjadi 2,6 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Selain mendorong para importir, kita juga akan berupaya untuk memperluas lahan. Amerika itu bisa swasembada kedelai karena lahannya banyak, 30 juta hektare (ha). Kita kalau punya 2,5 juta ha saja itu sudah bisa swasembada," tambahnya.
Hanya saja, menurut Gatot, perlu kerja keras dalam memperluas areal lahan kedelai tadi. Sebab, areal kedelai berbeda dengan areal tanam komoditas lain. Lahan untuk tanam kedelai, lanjutnya harus memiliki tingkat keasaman (Ph) yang netral dengan kedalaman 5-20 cm.
"Biasanya ini daerah produksi kami seperti yang ada di Jaawa Tengah kayak Cilacap, Kebumen, Purworejo, Grobongan, Sukabumi, Garut juga. Itu kedelai sana enggak kalah kualitasnya dengan kedelai impor, lebih besar lagi," tutupnya.