Mayoritas Investor Pasar Modal RI Berada di Jakarta

26 Maret 2019 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia Foto: Dewi Rachmat K/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia Foto: Dewi Rachmat K/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar modal sebagai salah satu instrumen investasi, masih belum diakses secara merata untuk semua wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi mengungkap, hingga kini investor pasar modal masih didominasi oleh masyarakat di DKI Jakarta.
“900 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia, 24 persen investor adalah investor yang berdomisili di Jakarta,” katanya ketika ditemui di BEI, Jakarta, Selasa (26/3).
Inarno tak memungkiri, ketidakmerataan investor yang terjadi disebabkan oleh akses informasi yang tak semua memadai. Utamanya terkait sosialisasi hingga fasilitas akses dalam proses mengurus investasi yang jadi hambatan.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Berkenaan itu, Direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Supranoto Prajogo mengatakan saat ini pihaknya sedang menggencarkan penyediaan sarana dan infrastuktur untuk pengembangan berkelanjutan agar bisa dijangkau semua investor pasar modal, salah satunya ialah AKSes Next-G.
ADVERTISEMENT
Supranoto mengemukakan, sarana itu berguna untuk memberikan layanan pusat informasi yang bisa diakses oleh siapapun tak terbatas domisili wilayah.
“Akses next generation. Fasilitas akses ini memang diinisiasi 2009 tapi sekarang memberikan tambahan fitur kepada investor, selain bisa melihat kepemilikan efek juga bisa melihat fitur pusat informasi dan edukasi. Juga merupakan saran untuk lebih mensosialisasikan produk-produk,” terang dia di kesempatan sama.
Tak hanya itu, pihaknya kini juga sedang melakukan berbagai upaya dalam memberikan kemudahan bagi investor untuk efisiensi pembuatan rekening efek.
Pasalnya, kata dia, selama ini pembukaan rekening efek atau reksa dana masih banyak yang dilakukan secara manual dan menggunakan tanda tangan basah. Imbasnya, tentu cukup menyulitkan bagi investor daerah.
ADVERTISEMENT
“Kami membuat lebih sederhana. Memang pembuatan efek di rekening modal bisa sampai 3 minggu. Dengan adanya simplifikasi kerja sama beberapa pihak dan bank RDN (rekening dana nasabah), membuka rekening bisa secara elektronik, pengisian formulir dan tanda tangan platform terpadu,” imbuh dia.
Dengan begitu, pembuatan rekening efek pun bukan lagi jadi kendala yang berarti. Pasalnya, bisa mudah dan cepat dilakukan.
“Pembuatan rekening efek jadi kurang dari 1 jam. Untuk menambah jumlah investor di daerah tak hanya di Jakarta. Kami ingin mengajak calon investor di Papua, Sulawesi, dan daerah lainnya untuk investasi di pasar modal,” tandasnya.
Berbagai pengembangan KSEI lainnya, di antaranya generasi baru sistem utama KSEI untuk penyimpanan dan penyelesaian, dan The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST) Next Generation (Next-G).
ADVERTISEMENT