Mayoritas Pelaku Bursa AS Jagokan Donald Trump di Periode ke-2 Pilpres

22 April 2019 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. Foto: Reuters/Kevin Lamarque
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. Foto: Reuters/Kevin Lamarque
ADVERTISEMENT
Mayoritas atau sekitar 70 persen pelaku bursa Wall Street, masih menjagokan Presiden Donald Trump, untuk kembali maju di periode kedua Pemilu Presiden atau Pilpres Amerika Serikat (AS). Hal itu terungkap dari polling yang dilakukan bank investasi global, RBC Capital Markets.
ADVERTISEMENT
Pemilu Presiden AS akan kembali digelar pada 2020 dan ini merupakan periode kedua bagi Trump, yang terpilih sebagai Presiden AS dari Partai Republik, untuk periode pertama pada 2016 lalu.
Polling yang sama mengungkapkan, kandidat presiden dari Partai Demokrat yang paling populer di kalangan pelaku pasar di Wall Street adalah Joe Biden. Biden yang merupakan Wakil Presiden AS semasa Presiden Barack Obama, dianggap ‘ramah pasar’.
Pilpres selalu menjadi momentum penting bagi pasar modal. Pada 2016 lalu, indeks Dow Jones menguat 8 persen hingga akhir tahun, selepas Donald Trump terpilih sebagai presiden. Pasar dan investor percaya diri dengan program reformasi pajak dan peningkatan belanja negara.
"Sebagian besar (70 persen) mengharapkan Trump menang pada tahun 2020, tetapi masih ada keraguan soal itu," kata Kepala Ekuitas Strategis RBC Capital Markets, Lori Calvasina, seperti dilansir CNBC.
ADVERTISEMENT
“Enam puluh tujuh persen dari responden pada survei bulan Maret 2019, meyakini Joe Biden sebagai kandidat Demokrat yang paling dapat diterima oleh pasar saham untuk Gedung Putih. Tidak ada kandidat lain yang mendapatkan jumlah suara yang signifikan," tambahnya.
Pendukung Trump di Harrisburg. Foto: REUTERS/Carlo Allegri
Sementara itu jika Biden tidak maju dalam Pilpres 2020, polling menunjukkan kandidat lain dari Demokrat tidak ada yang ‘ramah pasar’, justru sebaliknya lebih membebani pasar karena kebijakannya cenderung anti-bisnis.
Survei ini melibatkan 141 investor institusi yang berfokus pada ekuitas, sebagai responden.
Calvasina menambahkan, 40 persen investor telah melakukan perubahan pada portofolio mereka untuk mengantisipasi Pilpres atau setidaknya mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk melakukannya.
Terkait polling, pandangan Wall Street tidak selalu merupakan prediksi yang akurat tentang apa yang akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Pada Pilpres 2016, survei yang dilakukan terhadap para pelaku pasar mengungkapkan, 80 persen responden melihat kandidat Demokrat Hillary Clinton akan memenangkan Pilpres. Sementara Donald Trump hanya meraih 13 persen. Tapi yang terjadi kemudian adalah sebaliknya.