Mega Proyek PLTA di Kaltara Telan Investasi Rp 342 Triliun

21 Agustus 2019 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di Indonesia dibangun tahun ini. PLTA ini terdiri dari lima unit dengan nilai investasi beragam. Rentang biaya pembangunannya USD 2,3-2,7 juta per megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Total kapasitas PLTA ini adalah 9.000 MW yang artinya secara keseluruhan menelan biaya USD 20,7 miliar-USD 24,3 miliar atau sekitar Rp 291,87 triliun-Rp 342,6 triliun (kurs Rp 14.100).
"(Investasinya) USD 2,3-2,7 juta per MW. Kenapa tinggi? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut," kata Direktur Operasi PT Kayan Hydro Energy Khaerony di Hotel JW Marriott, Jakarta Selatan, Rabu (21/8).
Ilustrasi pembangkit listrik. Foto: pixabay
Proyek ini didanai oleh Power China (PC). PC telah menandatangani Perjanjian Pengembangan Bersama untuk PLTA Hydropower di Kantor Staf Presiden, Kamis (15/8).
"Investasinya itu investor kita dari Power China dengan Central Asia Capital Ltd. Itu investor kita. Kurang lebih joint venture. Kayan mayoritas dari investor yang ada," tambahnya.
ADVERTISEMENT
PLTA ini akan dimanfaatkan untuk melistriki Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara serta untuk menambah ketahanan energi nasional.
“Sangat bagus untuk bendungan untuk hasilkan listrik dari air. Dan ramah lingkungan juga karena pakai fosil serta kontur geografis cocok untuk jadi bendungan,” katanya.