Melantai di Bursa, Saham ITIC dan KAYU Kompak Auto Reject

4 Juli 2019 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Indonesian Tobacco Tbk dan PT Darmi Bersaudara Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Indonesian Tobacco Tbk dan PT Darmi Bersaudara Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Indonesian Tobacco Tbk dan PT Darmi Bersaudara Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini. Indonesian Tobacco yang merupakan emiten ke-19 ini mendapatkan kode saham ITIC. Sedangkan Darmi Bersaudara mendapatkan kode saham KAYU. Saham keduanya kompak melejit pada listing hari ini.
ADVERTISEMENT
Jumlah saham yang ditawarkan ITIC adalah sebanyak 274,06 juta lembar atau 29,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana. Dengan demikian, dana yang dapat dikantongi Indonesian Tobacco dari IPO sebesar Rp 60,02 miliar.
Pada pencatatan perdana ini, saham ITIC naik 110 poin atau 50 persen ke level Rp 330 dari harga IPO Rp 219. Saham ITIC ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume sebanyak 6 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 198.000
“Dengan IPO ini, perseroan optimistis dapat mengembangkan bisnis secara luas. Kapasitas bertambah akan sejalan dengan persediaan daun tembakau (bahan baku utama) yang meningkat,” ungkap Komisaris Utama ITIC, Shierly Suwantinna di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (4/7).
ADVERTISEMENT
Indonesian Tobacco berencana menggunakan dana yang diperoleh dari IPO, seluruhnya untuk modal kerja berupa pembelian bahan baku berupa daun tembakau. Perseroan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sedangkan saham Darmi Bersaudara (KAYU) juga mengalami penguatan sebesar 69,33 persen. Naik 104 ke Rp 254 per saham dari harga penawaran sebesar Rp 150 per saham. Saham KAYU ditransaksikan sebanyak 3 kali dengan volume 3 lot saham dan menghasilkan nilai sebesar Rp 76.200.
Ilustrasi Pergerakan IHSG di BEI Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Perusahaan ini melepaskan 150 juta sahamnya ke publik atau setara dengan 22,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan demikian perseroan berpotensi meraih dana segar senilai Rp 22,5 miliar. Dana IPO ini sebesar 80 persen akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja, antara lain sekitar 80 persen untuk pembelian bahan baku, sekitar 10 persen untuk beban pabrikasi, serta sekitar 10 persen untuk beban pemasaran. Sedangkan sebesar 20 persen sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk pembelian aset produksi berupa mesin-mesin pengolahan kayu.
ADVERTISEMENT
Dengan melejitnya kedua saham, maka saham ITIC dan KAYU terkena auto reject atau penolakan otomatis sistem perdagangan bursa. Aturan auto reject berlaku jika harga saham naik atau turun secara drastis dalam rentang waktu tertentu.
Untuk rentang harga saham Rp 50-Rp 200, naik atau turun hingga lebih dari 35 persen dalam sehari. Sementara rentang harga saham Rp 200-Rp 5.000, naik atau turun hingga lebih dari 25 persen dalam sehari. Sedangkan harga saham di atas Rp 5.000, naik atau turun lebih dari 20 persen. Penerapan auto rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana dimaksud dalam penjelasan di atas.
ADVERTISEMENT