Melihat Bisnis Budi Daya Lobster Air Tawar di Kawasan Serpong

3 Maret 2018 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lobster Air Tawar di Bintaro Fish Centre (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lobster Air Tawar di Bintaro Fish Centre (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seporsi lobster bakar mentega di restoran dapat dijual dengan harga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Ternyata sebelum tersaji menjadi hidangan istimewa dan berkelas, lobster-lobster tersebut melewati perjalanan cukup panjang mulai dari pembenihan hingga proses pembesaran.
ADVERTISEMENT
Di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, terdapat salah satu tempat budi daya lobster air tawar. Di balik keramaian kota Bintaro, lokasi Bintaro Fish Centre (BFC) Mini Farm ini terasa begitu teduh dan asri. Di atas lahan seluas 3.000 meter persegi, terdapat sekitar 16 kolam tempat budi daya lobster air tawar. Uniknya di tempat ini, induk-induk lobster tersebut juga berbagi lahan dengan kelinci, kura-kura, anjing, tupai, hamster, landak, ular, berang-berang, hingga ikan pari.
Cucun Setiawan, pemilik BFC Mini Farm, menceritakan di tempat inilah lobster air tawar yang ia budi daya beranak pinak secara terus menerus tanpa terputus sepanjang tahun. Cucun mengisahkan, nenek moyang lobster air tawar berasal dari Sungai Flinders dan Sungai Gilberth di belahan Australia bagian utara. Lembaga riset milik pemerintah Australia, Walkamin Research Centre, menemukan ada dua kriteria lobster dari kedua sungai tersebut yaitu lobster dengan pertumbuhan cepat namun jumlah telur sedikit dan lobster dengan jumlah telur banyak tapi pertumbuhannya lambat.
ADVERTISEMENT
"Mereka melakukan perkawinan silang selama bertahun-tahun hingga akhirnya dapat generasi kelima yang paling bagus. Pertumbuhannya 40% dan jumlah telur banyak. Hasil tersebut disebar ke 125 peternak di Australia. Saya mengimpor dari salah satu peternak tersebut. Itu tahun 2007 lalu," cerita Cucun pada kumparan (kumparan.com), Sabtu (3/3).
Terbukti, benih lobster tersebut berhasil ia budi dayakan di Indonesia. Cuncun mengaku hanya melakukan impor benih beberapa kali, sebelum akhirnya ia berhasil melakukan pembenihan secara mandiri hingga hari ini. Namun, jauh sebelum berkonsentrasi pada pembenihan, Cuncun sempat memulai usahanya dengan menjual anakan lobster sebagai lobster hias.
Ia menjualnya ke beberapa toko ikan hias. Seiring waktu, Cuncun mulai merasa peluang budi daya lobster air tawar ini semakin baik karena tren permintaan untuk konsumsi meningkat. Cuncun pun mulai melakukan pembesaran lobster air tawar di kolam-kolam yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama, ia mulai menemukan banyak mitra yang juga tertarik untuk melakukan usaha sejenis. Cuncun pun tak segan untuk berbagi ilmu. Ia justru mendorong mitra-mitra tersebut untuk melakukan budi daya lobster air tawar. Dari situlah Cuncun kembali melihat peluang bisnis baru.
"Daripada ngerjain pembenihan dan pembesaran, mending saya fokus di salah satunya. Nanti mitra-mitra tersebut jual lobster-lobster itu ke saya. Tinggal saya jualin ke supplier," ungkap Cucun.
Benih Lobster (Foto: Antara/Ardiansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Benih Lobster (Foto: Antara/Ardiansyah)
Dari situlah Cuncun fokus pada pembenihan dan penjualan indukan. Ia juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan mitra seperti aquarium dan pakan lobster. Cuncun bahkan mengadakan pelatihan dan pendampingan. Ia juga membuka jasa sebagai konsultan untuk mitra yang ingin memulai bisnis lobster air tawar. Bentuk bisnis inilah yang ditekuni Cuncun hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Cuncun budi daya lobster air tawar tidak sulit. Di BFC Mini Farm, ia mempunyai 8 kolam yang dikhususkan untuk induk-induk lobster bertelur. Satu petak kolam berisi 300 lobster betina dan 50 lobster jantan. Satu lobster betina ukuran 5 inchi dapat menghasilkan 400 telur yang dierami selama 1,5 bulan. Air kolam tersebut menurut Cuncun berasal dari air tanah langsung.
Kondisi air yang hijau dan keruh tidak menjadi kendala karena lumut dan ganggang merupakan makanan alami bagi lobster. Sedangkan untuk pakan utama, Cuncun menggunakan pelet yang ia peroleh dari salah satu pabrik di Tangerang.
Pelet untuk lobster tersebut memang kualitasnya lebih wahid dibanding dengan pelet yang biasa digunakan untuk pakan ikan pada umumnya. Tak heran harganya juga terpaut jauh. Pelet untuk lobster ini dijual seharga Rp 35.000 per kg.
ADVERTISEMENT
"Tapi lobster makannya juga tidak banyak. Hanya 3% dari berat badan. Lobster itu juga sebenarnya pemakan segala. Misal usus ayam, jagung, tauge, itu masukkan kesitu dia juga makan. Tapi memang pertumbuhannya tidak akan secepat menggunakan pelet. Karena kalau pelet nutrisinya lebih lengkap," papar Cuncun.
Lobster Air Tawar di Bintaro Fish Centre (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lobster Air Tawar di Bintaro Fish Centre (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Selain itu, media budi daya lobster air tawar tidak melulu terpaku dengan kolam semen. Budi daya ini dapat dilakukan di kolam tanah bahkan kolam terpal yang biayanya lebih ekonomis.
"Mungkin hambatannya ada di awal. Lobster pindah dari satu air ke air yang lain perlu adaptasi. Tapi kalau itu berhasil, anak yang lahir di air itu akan sangat kuat karena dari awal dia ada di air tersebut. Selanjutnya tinggal meneruskan saja," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski budi daya lobster dinilai mudah, Cuncun mengatakan bisnis ini belum banyak digeluti masyarakat Indonesia. Pun ada beberapa mitra yang selama ini bekerja sama dengannya, mereka menjalankan bisnis ini dalam skala kecil. Hanya ada beberapa pembudi daya lobster air tawar yang berskala besar. Cuncun berharap ke depan akan semakin banyak mitra yang mau melakukan budi daya lobster air tawar.
"Lebih mudah. Kalau dikonsumsi juga lebih sehat, tidak perlu takut alergi. Kolesterolnya tidak banyak, harganya ramah dikantong," tutupnya.