Melihat Dampak Revolusi Industri 4.0 hingga Kekuatan China Pada RI

13 November 2018 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Kondisi Perekonomian suatu negara akan dipengaruhi oleh banyak tren global. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menjelaskan, ada 5 tren paling penting yang akan mempengaruhi ekonomi Indonesia dalam 10 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Pertama, Bhima menjelaskan bahwa akan ada tren pergeseran dari ekonomi berbasis Sumber Daya Alam menjadi ekonomi berbasis teknologi.
"Munculnya revolusi industri 4.0 mengubah seluruh proses produksi ekonomi. Negara yang menguasai inovasi teknologi akan jadi pemenang. Negara dengan SDA berlimpah khususnya minyak, emas dan batu bara justru makin tertinggal," ucapnya kepada kumparan, Selasa (13/11).
Kedua, Bhima menambahkan dunia mengalami laju penuaan (aging) populasi yang sangat cepat. Beberapa negara akan kehilangan persaingan seperti Jepang, Korea Selatan bahkan Thailand (negara dengan penuaan paling cepat di ASEAN).
"Sementara Indonesia mengalami bonus demografi dengan usia produktif berada pada puncak populasi hingga tahun 2035," imbuhnya.
Menariknya, kata Bhima, ekonomi jalan-jalan (experiences economy) menjadi sebuah alternatif pembangunan ekonomi. Munculnya ide-ide kreatif anak muda ditopang oleh aplikasi digital membuat berwisata jadi hal yang semakin terjangkau.
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
Bahkan warung tempat nongkrong akan terus bermunculan sementara mal akan berubah fungsi bukan tempat berjualan baju, tapi food court raksasa.
ADVERTISEMENT
"Sektor pariwisata porsinya makin besar terhadap ekonomi Indonesia. Komoditi ekspor unggulan pun berubah menjadi kopi, kakao dan vanili," katanya.
Keempat, kekuatan ekonomi China akan menggeser secara total peran negara-negara Barat baik dari sisi perdagangan maupun geopolitik. Porsi ekspor impor Indonesia terhadap China diproyeksi naik menjadi 25-30 persen.
"Indonesia makin ketergantungan terhadap ekonomi China," lanjutnya.
Lalu yang kelima, jelas Bhima, kebutuhan pangan dan energi dunia meningkat pesat. Sebagai negara di khatulistiwa, Indonesia akan menjadi supplier penting dari pangan dan energi dunia.