Melihat dari Dekat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di Pulau Komodo

28 Maret 2018 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesin diesel di PLTD Pulau Komodo. (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mesin diesel di PLTD Pulau Komodo. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari bibir pantai di Pulau Komodo, Kabupaten Bajo, Pulau Flores, terdapat sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang dioperasikan PT PLN (Persero).
ADVERTISEMENT
PLTD ini berdiri sejak 2017 lalu. Saat itu, PLN memutuskan membangun PLTD di Pulau Komodo karena daerah ini belum teraliri listrik secara merata.
Di kompleks PLTD, ada tiga mesin diesel. Ovaldi Seik, salah satu penanggung jawab dari PLTD ini mengatakan mesin diesel dinyalakan setiap menjelang pukul 18.00 WITA, sebab listrik Pulau Komodo baru menyala dari pukul 18.00 WITA malam hingga pukul 06.00 WITA pagi.
"Kita berlima baru akan menyalakan menjelang sore," katanya saat ditemui di PLTD Pulau Komodo, Flores, Rabu (28/3).
Mesin diesel di PLTD Pulau Komodo. (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mesin diesel di PLTD Pulau Komodo. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
PLTD tersebut berkapasitas 205 Kilowatt (KW). Listrik yang dihasilkan bisa menerangi rumah 400 kepala keluarga yang ada di Pulau Komodo selama 12 jam per hari.
ADVERTISEMENT
Dalam semalam, PLTD ini menghabiskan sekitar 3,6 ton Solar. Ovaldi menceritakan, Solar dikirim dari luar pulau, diangkut dengan drum-drum besar.
Ma’aruf Adiatma, salah satu teknisi di PLTD ini mengatakan satu drum bisa menampung 200 liter bensin. Saat drum-drum ini datang, katanya, mereka harus mendorongnya dari bibir pantai ke PLTD secara manual.
"Paling itu salah satu kendalanya. Jadi kita harus dorong ini dari bibir pantai sampai ke tempatnya, sekitar 300 meter," ucapnya.
Anak-anak muda teknisi di PLTD Pulau Komodo (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak muda teknisi di PLTD Pulau Komodo (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Kendala lain yang masih harus ditangani secara teknis adalah saat listrik di rumah warga mengalami gangguan. Ma’aruf mengaku mereka harus membawa tangga milik PLN yang panjang dengan menggotongnya sambil berjalan kaki.
"Jarak terjauh yang kita pernah tangani listriknya saat gangguan itu sekitar 800 meter tapi dengan jalan kaki dan gotong tangga ini," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya ada mesin-mesin diesel dan berbagai alat untuk mengalirkan listrik, di komplek PLTD yang kecil ini juga terdapat mess sederhana seperti kontainer. Mess ini ditidur oleh lima teknisi, yakni Ovaldi Seik, Ariffuddin, Adhar, Ma’aruf Adiatma, dan Muhammad Fauzi. Tak jauh dari mess mereka, ada sebuah kotak kontainer lain untuk kantor administrasi PLTD.