Melihat Tempat Riset Unggas Kelas Dunia Milik JPFA di Mojokerto

26 Juli 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Jauh dari kebisingan Kota Mojokerto, Jawa Timur, sebuah area penelitian perunggasan (ayam) kelas dunia dibangun oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Area penelitian yang berada di atas lahan 7 hektare (ha) ini menjadi kunci JPFA untuk terus mengembangkan kualitas produknya.
ADVERTISEMENT
Terdapat 19 kandang ayam penelitian yang terbagi menjadi 3 tipe kandang, pertama Broiler House dengan kapasitas sekitar 31.000 ekor ayam. Lalu ada Pullet House dengan kapasitas sekitar 9.000 ayam dan Layer House sekitar 19.000 ekor ayam.
Senior VP of Feed Technology and Nutrition JPFA, Ferry Poernama, yang merupakan aktor utama penelitian JPFA telah meneliti perunggasan lebih dari 25 tahun. Pria lulusan salah satu universitas di Amerika Serikat ini menegaskan, akurasi data menjadi hal yang tidak bisa ditoleransi di JPFA.
“Data penelitian harus akurat. Akurasi itu penting,” dengan logat Jawa kepada kumparan, Kamis (26/7).
Petugas membersihkan kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
Untuk itu perusahaan tak main-main dalam hal investasi research and development. Secara keseluruhan JAPFA telah menggelontorkan dana sekitar Rp 38,7 miliar khusus untuk membangun seluruh kebutuhan penelitian, termasuk 19 kandang ayam penelitian.
ADVERTISEMENT
Tak heran, jika pria yang akrab dipanggil Ferry ini mengklaim JPFA menjadi salah satu perusahaan perunggasan terbaik di dunia. Menurutnya belum ada satu perusahaan perunggasan yang memiliki kandang penelitian ayam (Poultry Research Farm) dan fasilitas penelitian pakan (Research Feed Mills) secara bersamaan.
“Saya bisa bilang kalau Japfa ini menjadi satu-satunya perusahaan (perunggasan) yang memiliki dua fasilitas penelitian sekaligus. Di negara lain, tidak ada perusahaan perunggasan yang memiliki dua lokasi penelitian sekaligus,” paparnya.
Suasana kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
Sementara untuk berkunjung menuju area penelitian pakan ayam kita membutuhkan waktu sekitar 50 menit menggunakan mobil. Area penelitian pakan ayam ini berada di daerah Sidoarjo bersama dengan pabrik pusat Japfa.
Hanya saja kumparan berkesempatan mengunjungi area penelitian pakan saja. Terlihat mesin produksi pakan ayam besar dengan lebih tinggi 3 kali tinggi orang indonesia. Ferry menyampaikan, pihaknya telah merancang setiap bagian mesin dari berbagai belahan negara seperti Belanda, Jerman dan China.
ADVERTISEMENT
“Dengan menggunakan mesin ini saya bisa menciptakan pakan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Bahkan untuk ukuran pakan bisa diatur 2 milimeter - 5 milimeter,” katanya.
Senior VP of Feed Technology and Nutrition, Ferry Poernama, di kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto. Foto: Abdul Latif/kumparan
Adapun keunggulan mesin ini yaitu mampu memproduksi pakan ayam lebih cepat dibanding mesin pakan ayam pada umumnya. Dalam sehari, mesin ini mampu memproduksi hingga 1.800 ton pakan ayam, sementara mesin pakan ayam pada umumnya hanya bisa memproduksi 10 - 30 persen atau sekitar 180 ton per hari.
Ferry berharap kedepan Japfa menjadi perusahaan perunggasan yang terus melakukan banyak inovasi teknologi. Dengan demikian penerapan penelitian akan semakin baik.
“Jadi kami (JPFA) akan terus melakukan penelitian untuk mengembangkan industri peternakan perunggasan di tanah air,” pungkasnya.