Membandingkan Pelemahan Rupiah dengan Mata Uang Negara Lain

23 Juni 2018 14:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah. (Foto: REUTERS/Thomas White)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah. (Foto: REUTERS/Thomas White)
ADVERTISEMENT
Penguatan dolar AS berdampak pada pelemahan hampir seluruh mata uang negara lain, termasuk rupiah. Namun demikian, pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih lebih baik dibandingkan negara Asia lainnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Asian Development Bank (ADB), seperti dikutip kumparan, Sabtu (23/6), pada Jumat (22/6) rupiah berada di level Rp 14.102/USD, melemah dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.020/USD. Selama sepekan ini, rupiah tercatat melemah 1% dibandingkan dolar AS. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), rupiah melemah 4% terhadap dolar AS.
Hal tersebut lebih baik dibandingkan won Korea yang melemah 2,7% selama pekan ini dan melemah 4,2% terhadap dolar AS sejak awal tahun.
Begitu juga dengan baht Thailand yang melemah 2,2% pada pekan ini. Bahkan yuan China juga melemah 1,4% terhadap dolar AS pada pekan ini.
Ilustrasi mata uang asing. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang asing. (Foto: Pexels)
Dolar Singapura juga melemah 1% terhadap dolar AS selama sepekan ini dan melemah 1,7% sejak awal tahun ini. Mata uang kyat Myanmar pun melemah 1,3% terhadap dolar AS selama pekan ini.
ADVERTISEMENT
Sejak awal Januari hingga hari ini, dolar AS hanya tunduk pada yuan China, yen Jepang, dan ringgit Malaysia. Adapun masing-masing mata uang tersebut berhasil terapresiasi atau menguat 0,2%, 2,4%, dan 0,8% terhadap dolar AS.
Namun demikian, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menegaskan, bank sentral akan terus melakukan sejumlah langkah antisipatif, baik berupa kenaikan suku bunga acuan atau pun relaksasi di sektor properti, serta melakukan intervensi ganda (di pasar valas dan SBN) untuk menstabilkan rupiah. Selain itu, BI juga memastikan likuditas perbankan tetap terjaga.
"BI meyakini ekonomi Indonesia, khususnya pasar aset keuangan, tetap kuat dan menarik bagi investor, termasuk investor asing. Stabilitas terjaga dan pertumbuhan akan meningkat," jelas Dody.
ADVERTISEMENT