Menaker: Gaji Perawat di Jepang Rp 20 Juta, Lebih Tinggi dari Menteri

25 Juni 2019 12:56 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Jakarta. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Jakarta. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang saat ini tengah membutuhkan banyak tenaga kerja muda dari luar negeri. Sebab, Jepang sedang menghadapi shortage atau kekurangan tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
Secara total pada tahun ini Jepang membutuhkan 345.150 tenaga kerja asing (TKA). Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mendorong agar banyak pekerja Indonesia yang bisa mengambil peluang ini.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri bilang, gaji pekerja di Jepang tergolong tinggi, bisa mencapai Rp 20 juta per bulan. Sementara untuk pekerja dengan status magang sekitar Rp 4-5 juta per bulan. Hanif berseloroh, gaji perawat di sana lebih besar dari gaji menteri di Indonesia.
“Kalau kayak nurse (perawat) ya lebih tinggi dari menteri (di Indonesia). Kisarannya bisa Rp 20 juta (per bulan) untuk skilled worker,” katanya kepada awak media usai kerja sama penempatan tenaga kerja bersama pemerintah Jepang di Gedung Kemenaker, Jakarta, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan 70 ribu pekerja Indonesia bisa terserap dalam program kerja sama TKA berketerampilan spesifik di Jepang. Melalui kebijakan TKA tersebut, Pemerintah Jepang membuka peluang kerja pada 14 sektor bagi tenaga kerja asing SSW.
Sektor-sektor pekerjaan yang dibutuhkan antara lain Care Worker; Building Cleaning Management; Machine Parts and Tooling Industries, Industrial Machiner, Industry Electric, Electronics, and Information Industries Construction Industries Shipbuilding and Ship Machinery Industry, Automobile repair and maintenance, Aviation Industry, Accomodation Industry, Agriculture, Fishery and Aquacultur, Manufacture of Food and Beverages dan Food Service Industry.
Ke depan, Hanif menyatakan akan terus melakukan pengamatan kepada negara-negara lain yang membutuhkan tenaga kerja Indonesia. Katanya, negara-negara Eropa saat ini juga tengah membutuhkan banyak tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
“Negara-negara Eropa itu juga lagi mengalami aging population, cuma kan kita belum tahu seperti apa prinsipnya. Kalau mereka terbuka lapangan kerjanya, kita masuk,” katanya.