Mendag Janji Turunkan Harga Telur dan Daging Ayam Kurang dari Sepekan

16 Juli 2018 19:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kementrian Dalam Negeri. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kementrian Dalam Negeri. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga telur ayam dan daging ayam melambung tinggi, bahkan lebih mahal daripada saat menjelang Lebaran 2018 lalu. Menyikapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjanjikan, harga akan turun tak sampai seminggu lagi.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Enggar, usai bertemu dengan kalangan asosiasi peternak, Komis Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ketua Satgas Pangan Irjen Pol. Setyo Wasisto, dan Kementerian Pertanian. "Kami sepakat memberi batas waktu tidak lebih dari seminggu ada tren penurunan," katanya di Gedung Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (16/7).
Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB itu, Enggar juga memaparkan beberapa penyebab naiknya harga telur dan daging ayam. Di antaranya tingkat produktivitas ayam petelur yang menurun, cuaca ekstrem, libur panjang, hingga dugaan pengambilan margin keuntungan di atas kewajaran.
"Kami menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan intervensi pasar dengan meminta para integrator besar untuk mengeluarkan stoknya dan lakukan penjualan langsung di pasar. Hal ini kami lakukan kalau tidak ada penurunan harga setelah seminggu ya," katanya lagi.
Pedagang menata telur ayam (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menata telur ayam (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Sementara untuk jangka menengah, Mendag mengaku akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan audit dan riset terhadap pakan ternak. Nantinya, data audit dan riset ini akan dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan pengendalian harga.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi permainan harga, Enggar dengan tegas akan meminta semua pihak distributor telur dan daging ayam untuk menyerahkan data penjualan mereka.
"Kita ini bicara imbauan mooral, kita akan meminta mereka untuk supply data. Bagi mereka yang enggak daftar, maka kami akan lakukan tindakan bersama dengan satgas pangan," ucapnya.
Di tempat yang sama, pihak Pinsar Petelur Nasional mengakui adanya penurunan produksi telur di kalangan para peternak ayam petelur. Penurunan produksi telur ini diakui terjadi karena beberapa faktor, yaitu panjangnya libur Lebaran di tahun ini dan pelarangan penggunaan antibiotics growth promoters (AGP) di pakan ternak ayam.
“Sekarang turun 20%, sekitar 5% sampai 10%,” timpal Ketua Pinsar Petelur Nasional Feri.
AGP, lanjutnya, memang merupakan bahan tambahan dalam pakan ternak ayam yang bisa bikin ayam bertahan hidup lama. Karena dilarang, sebagai gantinya, mereka menggunakan vitamin dan esensial oil.
ADVERTISEMENT
“Tapi harganya lebih mahal ketimbang AGP. Kita cari substitusi yang tidak bahaya, yang memiliki fungsi yang sama dengan AGP. Harganya sekitar Rp 50 sampai Rp 100 per kg pakan. Ya, tidak apa-apa asalkan kita bisa produksi telur yang sehat dan bernutrisi untuk bangsa,” jelasnya.
Dengan kesepakatan yang dibuat dengan Kemendag, dia memastikan kalau jumlah produksi telur ayam akan kembali normal di bulan Agustus mendatang. Dengan begitu, harga di pasaran akan beranjak turun.
“Di bulan itu ayam yang muda sudah mulai beranjak dewasa dan menghasilkan telur,” tutupnya.