Mendag Lepas Ekspor Baja Lokal ke Srilanka dan Australia

31 Januari 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Melepas Ekspor Baja PT Gunung Raja Paksi ke Srilanka dan Australia di Cikarang, Bekasi (31/1) (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Melepas Ekspor Baja PT Gunung Raja Paksi ke Srilanka dan Australia di Cikarang, Bekasi (31/1) (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melepas ekspor baja produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) ke Srilanka dan Australia. Pelepasan ekspor dilakukan Enggar bersama direksi perusahaan di pabrik mereka yang berada di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dua produk yang diekspor adalah baja struktur ke Srilanka dan plat baja ke Australia. Enggar mengatakan, ekspor di awal tahun menjadi momentum penting untuk mendorong kemampuan ekspor dalam negeri demi meningkatkan devisa negara.
"Ekspor baja PT Gunung Raja Paksi ini merupakan momentum penting. Kinerja ekspor Indonesia perlahan mulai menunjukkan performa yang cukup baik dan Kemendag terus melakukan penyesuaian berbagai kebijakan dan regulasi," kata di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (31/1).
Presiden Direktur GRP Alouisius Maseimilian menyebutkan volume ekspor baja ke Srilanka sebesar 300 ton dan ke Australia 400 ton. Secara keseluruhan, perusahaan menargetkan volume ekspor tahun ini naik 30 persen dari realisasi tahun lalu 56 persen.
Baja yang akan di ekspor ke Srilanka dan Australia oleh PT Gunung Raja Paksi. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Baja yang akan di ekspor ke Srilanka dan Australia oleh PT Gunung Raja Paksi. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Kurang lebih 300 ton dan 400 ton. Total penjualan untuk ekspor 56 ribu ton tahun lalu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, total penjualan dari dalam dan luar negeri rata-rata sebesar 1,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 95 persen produksinya dijual di dalam negeri.
Sementara itu, kapasitas produksi dari pabriknya seluas 200 hektare ini sebesar 2,8 juta ton, mencakup pembuatan bahan baku dan produksi hilir.
"Pasar domestik di Indonesia itu kebutuhannya 15 juta ton, setengahnya diisi produksi lokal. Sementara impornya 50 persen. Kalau produksi kami, marketnya 50 persen ke domestik," jelasnya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Melepas Ekspor Baja PT Gunung Raja Paksi ke Srilanka dan Australia di Cikarang, Bekasi (31/1) (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Melepas Ekspor Baja PT Gunung Raja Paksi ke Srilanka dan Australia di Cikarang, Bekasi (31/1) (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
GRP bukanlah pemain baru di industri produksi baja nasional. Perusahaan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan melalukan ekspor ke banyak negara seperti Malaysia, Laos, Australia, hingga Doha.
Besi dan baja merupakan komoditas yang sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Besi dan baja merupakan bahan yang dipakai dalam berbagai industri karena sifatsifatnya yang bervariasi dan fleksibel, mulai dari industri konstruksi dan bangunan, otomotif, sampai dengan peralatan dapur dan rumah tangga.
ADVERTISEMENT