Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil Hingga Akhir Tahun

25 Mei 2018 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Enggartiasto Lukita di Badung, Bali (Foto: Cisilia Agustina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Enggartiasto Lukita di Badung, Bali (Foto: Cisilia Agustina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar kunjungan ke Pasar Adat Pecatu, Badung, Bali, yang baru saja diresmikan oleh Bupati Badung pada akhir Februari 2018 yang lalu ini.
ADVERTISEMENT
Jika pada kedatangan sebelumnya yakni saat meninjau harga bapok di Pasar Kuta II dan Pasar Adat Jimbaran pada 7 Mei yang lalu, Mendag menyatakan akan menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok saat Ramadhan dan lebaran. Kali ini Ia memastikan akan menjaga itu hingga akhir tahun 2018.
"Saya jaga (kestabilan harga) sampai akhir tahun. Seperti 2017, kami kendalikan. Begitu ini lewat, berjalan pasti lebih mudah," kata Enggar di Pasar Adat Pecatu, Badung, Bali, Jumat (25/5).
Mendag menyampaikan, walaupun pasar tersebut merupakan pasar desa atau pasar kecil dan bukan merupakan pasar pantauan bahan pokok, kunjungan ke pasar tersebut dimaksudkan untuk mengecek mata rantai hingga ke pasar yang kecil. Jika di pasar besar pantauan BPS, harga relatif turun. Ia ingin melihat kondisi harga di pasar kecil harga yang biasanya relatif tinggi.
ADVERTISEMENT
Dari pantauannya, harga bahan pokok di pasar tersebut sudah mengalami penurunan. Ia menyampaikan, untuk beras Bulog telah melakukan penetrasi pasar untuk beras medium dengan harga jual ke konsumen Rp 8.950 per kilogram.
"Harga beras juga akan terus diturunkan hingga mencapai Rp 8.950. Mau kita geret untuk turun terus. Karena sudah terlalu tinggi waktu lalu. Dengan pasokan kita cukup, ini untuk jaga daya beli masyarakat,” jelas Mendag.
Sementara bahan pokok yang lain seperti, cabai merah harganya Rp 25 ribu per kilogram, bawang merah Rp 30 ribu per kilogram, bawang putih Rp 20 ribu per kilogram.
Sementara harga yang sempat naik beberapa waktu yang lalu adalah daging ayam dan telur karena suplai terbatas. Hal tersebut dikarenakan mengurangi kadar antibiotik di pakan. Sehingga tingkat kematian ayam tinggi, tanpa diiringi kandang yang higienis di peternak mandiri.
Suasana penjualan sembako di Pasar Senen. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penjualan sembako di Pasar Senen. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Untuk harga daging ayam, harganya tercatat sebesar Rp 35.000 per kg dan telur ayam Rp 23.000 per kg. Untuk kedua komoditas itu memang masih terjadi fluktuasi harga dikarenakan kurangnya suplai.
“Untuk menurunkan harga daging ayam, Pemerintah telah meminta perusahaan integrator untuk menyuplai ayam ke pasar-pasar rakyat di seluruh daerah di Indonesia. Untuk di sini yang semula mencapai Rp 38.000 per kg kini mulai turun di kisaran harga Rp 35.000-Rp 36.000 per kilogram. Diharapkan nantinya harga ayam akan mencapai Rp 33.000 per kg sesuai patokan yang telah ditentukan untuk wilayah Bali,” jelasnya.
Tak hanya memantau harga bapok, kedatangan Mendag kali ini juga untuk melihat kondisi Pasar Adat Pecatu. Pasar ini merupakan pasar relokasi dari pedagang-pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan. Pasar ini memiliki 48 los yang terdiri atas pedagang sayur, buah, bumbu dan sarana upacara agama dan kuliner, 12 los khusus pedagang bahan pokok, serta 18 kios dan basement untuk parkiran.
ADVERTISEMENT
"Secara fisik, ini pasar desa adat yang pembangunannya luar biasa. Dengan tingkat kebersihan yang dipersiapkan dijaga. Yang menarik adalah kearifan lokal tetap dijaga. Bali dikenal memperhatikan arsitekturnya. Jadi terasa di Bali, ada pembedanya," tandas Enggar.