news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mendag: Perjanjian Perdagangan Bebas RI-Eropa Tuntas Akhir Tahun Ini

12 Oktober 2018 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Enggartiasto Lukita di Kantor Darmin (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Enggartiasto Lukita di Kantor Darmin (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita belum lama ini berkunjung ke Swiss. Selama seminggu, dia dan rombongan mempertajam hasil atau pembicaraan tentang perjanjian European Free Trade Association (EFTA) atau asosiasi perdagangan bebas Eropa.
ADVERTISEMENT
Enggar menuturkan, di sana kedua negara bersepakat untuk menyelesaikan perjanjian EFTA tahun ini. EFTA sendiri beranggotakan empat negara di Eropa, yaitu Islandia, Liecchtenstein, Norwegia, dan Swiss.
"Bahkan, tadi kami mengharapkan betul di akhir bulan ini, 29-30 Oktober, tim negosiasi dari 4 negara itu akan ke Bali untuk memfinalkan. Kita sepakat selesai tahun ini," ucapnya di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).
Lebih detail, Enggar dengan Menteri Ammann, sebagai Presiden dari EFTA, akan sampaikan pihaknya akan datang ke sini untuk menyelesaikan perjanjian ini. Kalau ada persoalan yang krusial, maka dia akan lakukan teleconference dengan beliau untuk menyelesaikan pada tingkat menteri untuk keputusan politiknya.
"Tapi kami harapkan dengan guidance yang diberikan, tadi saya juga meminta beliau untuk memberikan guidance, saya juga bilang akan memberikan guidance, yang pada dasarnya adalah harus win-win, ini negosiasi," ucapnya lagi.
ADVERTISEMENT
Tapi, Presiden EFTA juga bisa paham, hal yang paling sensitif buat semua pihak adalah mengenai minyak sawit. Sesudah itu, 23 November, minimal ada announcement mengenai perjanjian ini di Jeneva, karena semua menteri, semua EFTA, dari empat negara itu ada meeting di sana.
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, hadir di Gudang Gakoptindo, Jakarta Barat,Rabu  (19/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, hadir di Gudang Gakoptindo, Jakarta Barat,Rabu (19/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Saya diundang untuk menyampaikan itu, kalau tidak bisa kami sign. Maksudnya, karena membutuhkan waktu untuk legal drafnya dan terjemahannya. Paling tidak, kami kasih pengumuman di dalam forum itu sendiri. Mudah-mudahan, sesuai perintah Bapak Presiden, target kita menyelesaikan beberapa perjanjian ini bisa dicapai," katanya.
Dia menjelaskan, ada dua hal yang saling bertahan, yaitu dari Indonesia menahan masalah ikan dari Norwegia, dan dari mereka menahan karena persoalannya adalah di sawit. Dari sisi pemerintah dan para menterinya, mereka sudah bisa memahami betul kondisi ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, politik dalam negeri, tekanan dari partai oposisi dan dari parlemen untuk itu agak berat. Mereka kemarin sudah ada semacam referendum, walaupun itu sesuatu yang tidak harus melalui referendum, yang intinya adalah memberikan kelonggaran atau menyetujui apa yang pemerintah Swiss sampaikan bahwa sawit bukan sesuatu yang diblok lagi.
Ada beberapa pos tarif yang masih dibahas untuk itu, tapi bukan hal besar. Enggar juga menjelaskan dampak EFTA besar sekali bagi Indonesia.
"At least double dan ini juga sebagai hub dan signal yang sangat positif mengenai keterbukaan ekonomi Indonesia. Saya kemarin di Swiss kemudian juga di Madrid, menyampaikan mengenai pembangunan berkelanjutan di kelapa sawit," katanya.