Mendag Perketat Pemeriksaan Impor Besi, Baja, Ban, dan Minuman Alkohol

6 September 2018 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengambil beberapa langkah responsif lintas kementerian untuk menyelamatkan rupiah. Setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 1.147 jenis barang impor, Kementerian Perdagangan juga mengambil langkah turunannya.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, langkah turunan dari aturan PPh 22 yang baru ini adalah dengan mengatur tata niaga impor. Beberapa barang impor seperti besi dan baja, minuman beralkohol, dan ban akan diubah pemeriksaannya saat masuk ke Indonesia.
“Untuk itu maka kita ubah, yang tadinya di post border akan kita kembalikan ke border, tapi melalui Pusat Logistik Berikat (PLB). Dalam waktu satu bulan ini akan kita berlakukan ke produk-produk itu melalui PLB,” kata Enggar saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (5/9) malam.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di tempat yang sama mengatakan, keputusan tersebut dilakukan lantaran sempat ada kasus penyalahgunaan besi dan baja yang diimpor. Karena itu, ia berharap aturan ini dapat mencegah kejadian tersebut terulang kembali.
Bongkar muat baja (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat baja (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Pada impor besi dan baja itu sebelumnya, kata dia, ada kasus khusus di mana carbon steel dialihkan ke alloy dengan penambahan boron.
ADVERTISEMENT
“Nah itu kan namanya baja untuk konstruksi diakal-akalin. Jadi kita melakukan pencegahan, salah satunya ya melalui PLB tadi sehingga bisa termonitor," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, beberapa langkah yang diambil pemerintah ini merupakan cara pemerintah untuk menghadapi ekonomi global yang terus mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Sri Mulyani mengakui dengan kondisi global yang bergerak begitu cepat, kondisi ekonomi dalam negeri juga terpengaruh dengan cepat. Tapi, dia meminta masyarakat melihat bahwa pemerintah tetap bekerja mengatasi ini semua.
Sejumlah pengunjung melihat ban kendaraan yang dipajang di booth pameran di GIIAS 2018, ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung melihat ban kendaraan yang dipajang di booth pameran di GIIAS 2018, ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
“Dengan reaksi yang muncul seperti ini, kita ingin menyampaikan ke masyarakat, pemerintah tetap siap siaga. Dan kita siap untuk merespons terus, kalau memang kejadian atau situasi berubah ini yang akan kita lakukan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak setiap hari pemerintah tergopoh-gopoh menghadapi perubahan tren ini. Dia mengatakan, sebetulnya tren seluruh perekonomian Indonesia dilihat dari tiga komponen yang akan mereka bandingkan antar negara, yaitu neraca pembayaran, growth, dan inflasi. Neraca pembayaran Indonesia dianggap merupakan bagian yang harus di-address.
“Itu saja sudah memberi keyakinan kami bekerja dengan BI secara dekat untuk bisa menjaga kerangka makronya, namun pada saat yang sama kami lihat industri by industri, bekerja sama dengan Pak Enggar dan Pak Airlangga untuk merespons situasi yang bergerak ini. Kita berharap masyarakat tetap percaya bahwa kondisi memang berubah, namun pemerintah siaga menjaganya,” jelas dia.