news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mendag: Saya 68 Tahun Masih Makan Gorengan, Pakai Minyak Sawit

7 Oktober 2019 14:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri perdagangan, Enggartiasto Lukita menghadiri launching wajib kemasan minyak goreng Indonesia bebas dari minyak goreng curah di Sarinah Plaza, jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri perdagangan, Enggartiasto Lukita menghadiri launching wajib kemasan minyak goreng Indonesia bebas dari minyak goreng curah di Sarinah Plaza, jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku masih senang makan gorengan meski usianya sudah menginjak 68 tahun. Tapi dia memastikan minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak goreng kemasan yang jauh lebih sehat ketimbang minyak goreng curah.
ADVERTISEMENT
Minyak yang digunakan untuk menggoreng berbahan baku sawit. Enggar sekaligus ingin menegaskan bahwa minyak sawit itu sehat asalkan diproduksi dengan higienis dan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kalau yang benar (sehat) itu saya sampai sekarang 68 tahun, tetapi, masih makan gorengan. Dan gorengannya dari (minyak) sawit," kata Enggar kepada wartawan di Hotel Tentrem, Kota Yogyakarta, Senin (7/10).
Dalam kesempatan ini, Enggar mensosialisasikan kebijakan pemerintah yang melarang produksi dan penjualan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2020. Alasan utamanya karena minyak goreng curah tak terjamin kualitasnya, dapat membahayakan kesehatan serta tak terjamin kehalalannya.
"Itu sebenarnya sudah sekian tahun kita sampaikan, kita harus menjaga tingkat kesehatan. Tahu kan minyak goreng curah sebagian itu adalah sebenarnya, adalah recycling dari minyak bekas yang dari sisi kesehatan tidak terjamin, dan dari segi halal, apalagi. Dan itu nggak bisa kita diamkan. Sudah tidak terjamin kesehatannya, tidak terjamin halal, lebih mahal pula, mau apa lagi?" ujar dia.
Minyak Goreng Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Ia menambahkan, para produsen minyak goreng sudah bersepakat tidak akan lagi memasok minyak goreng curah. Produsen akan memasok minyak dalam bentuk kemasan mulai dari kemasan 200 ml, 250 ml, 800 ml, hingga 1 liter.
ADVERTISEMENT
"Ada juga satu alat buatan PINDAD yang kecil, itu minyaknya di dalam situ, kemudian orang beli dengan botol bawa sendiri, dia dengan digital semuanya. Itu terukur dan itu higienis. Jadi itu yang kita targetkan," kata Enggar.
Saat disinggung apakah akan ada penarikan minyak goreng curah dari pasar, Enggar mengatakan biarkan nanti masyarakat yang menilai. Toh sudah disepakati pada 1 Januari mendatang minyak goreng kemasan sudah ada di seluruh pasar, warung, sampai pelosok desa.
"Ini kemarin sudah diingatkan, di-launch, disepakati itu per 1 Januari 2020. Dan mereka menghentikan itu. Jadi, kalau masih ada yang jualan minyak goreng curah yang tidak higienis dan tidak halal, harusnya rakyat ya buat apa beli itu. Harganya lebih mahal," katanya.
ADVERTISEMENT