Mendag Soal Impor Beras: Sudah Cukup

24 September 2018 17:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cadangan Beras di Gudang Bulog, Kamis (20/9/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Cadangan Beras di Gudang Bulog, Kamis (20/9/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menolak memberikan jawaban saat ditanya kembali mengenai polemik pemberian izin impor beras 2 juta ton kepada Perum Bulog. Enggar lebih memilih untuk balik kanan dan pergi dengan menggunakan kendaraan dinas miliknya.
ADVERTISEMENT
"Sudah cukup, Menko Perekonomian sudah bicara," ucap Enggar usai menghadiri Indonesia Economic Outlook 2019 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (24/9).
Namun pada kesempatan tersebut, Enggar sempat mengungkapkan bahwa tekanan permintaan beras masyarakat pada tahun depan akan berkurang. Penyebabnya, banyak caleg-caleg yang bagi-bagi beras secara gratis.
"Saya tidak mau bicara tentang money politik tapi yang pasti bikin tekanan pembeli beras berkurang karena sembako dibagi-bagi karena keikhlasan sama caleg-caleg," ucapnya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menegaskan, penyerapan beras dari dalam negeri saat ini mencapai 1,4 juta ton. Buwas menampik tudingan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyebut serapan dalam negeri yang dilakukan Bulog hanya 800 ribu ton.
ADVERTISEMENT
“Jadi jangan bicara data saya salah, sekarang penyerapan 1,4 (juta ton) bukan 800 (ribu ton). Jadi jangan ngarang-ngarang kalau enggak tahu, enggak usah ngomong, itu mengacau,” ungkap Buwas di Menara Kadin, Jakarta, Senin (24/9).
Untuk itu menurut Buwas, seharusnya semua pihak saling berkoordinasi untuk mengatasi perbedaan data tersebut. Buwas juga pernah mengatakan, gudang-gudang Bulog saat ini sudah penuh bahkan overload karena stok beras dari dalam negeri berlimpah. Buwas khawatir jika beras impor datang, tidak ada gudang yang bisa digunakan untuk menampung.