Mendag soal Impor Pangan: Ekspor Juga Tinggi

23 Oktober 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Enggartiasto di Bazaar Ramadhan Kemendag (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Enggartiasto di Bazaar Ramadhan Kemendag (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kebijakan pemerintah membuka impor berbagai komoditas pangan kerap dipertanyakan. Tahun ini, impor beras, gula, dan berbagai komoditas pangan lain mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjawab bahwa Indonesia juga mengekspor komoditas pangan. Menurut Enggar, ekspor pangan juga tinggi, tak kalah dari nilai impor.
"Kita ekspor (pangan) juga tinggi lho. Kakao juga ada impor memang, tapi kita ekspornya tinggi. Jadi hanya jenisnya saja yang berbeda," kata Enggar saat ditemui di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10).
Enggar juga kembali menjelaskan kebijakannya terkait impor beras. Keputusan impor beras diambil melalui rapat koordinasi antar kementerian dan lembaga. Rakor sudah membuat perhitungan matang sebelum memutuskan impor beras. "Saya kan melaksanakan keputusan rakor," ucapnya.
Ia menambahkan, kini keputusan terkait perlunya impor beras atau tidak akan lebih mudah diambil karena Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data perberasan.
ADVERTISEMENT
Data BPS tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan soal pangan. "Satu-satunya data yang harusnya ada kan di BPS. Undang Undang sudah mengatur bahwa BPS yang data tunggal dan itu bermanfaat sekali untuk mengambil berbagai kebijakan. Dan arahan dari Bapak Presiden juga data BPS aja yang dipegang," tegasnya.
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Sebelumnya diberitakan, BPS telah mengeluarkan data terbaru terkait dengan produksi beras nasional tahun ini. Hasilnya, Indonesia mengalami surplus beras sebesar 2,8 juta ton.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan bahwa produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini sebesar 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras. Sedangkan angka konsumsi beras nasional adalah 29,6 juta ton dengan acuan angka konsumsi per kapita 117,58 kg.
ADVERTISEMENT
"Jadi produksi dikurangi konsumsi berarti masih ada surplus 2,85 juta," ucap Suhariyanto.