Mendag Yakin Tak Ada Mafia yang Permainkan Harga Beras

7 Januari 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga beras di dalam negeri terpantau masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET), khususnya beras medium. Misalnya di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), tak ada beras medium yang harganya Rp 9.450 per kg sesuai HET, yang paling murah pun di atas itu.
ADVERTISEMENT
Padahal, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia surplus beras 2,8 juta ton pada 2018. Stok beras Bulog mencapai 2,2 juta ton atau tertinggi dalam 5 tahun berakhir. Impor beras pada 2018 juga tinggi, mencapai 1,7 juta ton.
Pasokan mencukupi tapi harga tetap naik, apakah ada mafia beras yang memainkan harga?
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menampik dugaan adanya pihak-pihak yang memainkan harga beras. Sebab, stok beras di Perum Bulog cukup kuat. Karena itu, Enggar yakin tidak ada yang berani memainkan harga.
"Dalam menentukan harga itu kan bergantung pada supply dan demand, sekarang stok di Bulog itu masih cukup. Saya meyakini tidak ada lagi yang berani bermain-main, pengusaha dan pedagang yang menimbun bahan pokok," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (7/1).
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Enggar mengatakan, pihaknya telah melakukan transparansi sejak dua tahun terakhir. Selain itu, makin berkembangnya infrastruktur diyakini Enggar mempermudah distribusi bahan pokok, khususnya beras.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi kita, di Kemendag, kita mulai pendistribusian. Dengan akses tol seperti tol darat di Jawa dan tol laut itu akan lebih mempermudah," tambahnya.
Dengan begitu, lanjutnya, masalah harga beras yang masih tinggi diyakini bisa teratasi. "Kalau suplainya ada, distribusi oke, dan penimbunan tidak berjalan, Insyaallah itu akan teratasi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku heran, harga beras tetap tinggi padahal stok melimpah. Menurut Amran, harusnya harga beras tak naik karena pasokan mencukupi. Artinya, ada masalah di luar permintaan dan penawaran.
"Tidak ada alasan harga beras naik karena surplus. Ini penegasan. Stok banyak, suplai banyak. Cipinang sekarang (stok) 50 ribu (ton) lebih. Standarnya cuma 20 ribu (ton). Melimpah beras di Cipinang padahal sebentar lagi panen. Kenapa harga naik? Supply demand tidak berlaku?" ujarnya dalam wawancara khusus dengan kumparan.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hal senada. Menurut pria yang akrab disapa Buwas ini, impor beras 1,7 juta ton ternyata tak berpengaruh pada harga beras. Ada atau tidak ada impor, harga beras tetap tinggi di Desember-Januari.
"Ya sebenarnya begini, makanya saya bilang, impor itu di kala memang diperlukan kita impor. Tapi faktanya kan waktu itu saya bilang sampai bulan Juli saya jamin tidak ada impor. Sekarang sudah terbukti kan? Makanya ini membuktikan kita sebenarnya beras kita cukup, surplus. Gitu lho," ujarnya.