Menebak Arah Suku Bunga Acuan BI Hari Ini, Naik atau Turun?

20 Desember 2018 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) hari ini akan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak 19-20 Desember 2018. Sejumlah ekonom dan bankir juga telah memberikan proyeksinya.
ADVERTISEMENT
BI telah menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate di level 6 persen selama bulan lalu. Ini merupakan kenaikan keenam kalinya sepanjang 2018.
Kepala Kajian Makroekonomi dan Finansial Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Febrio Kacaribu mengatakan, BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di bulan ini. Sebab, laju inflasi saat ini masih terjaga rendah dan tekanan nilai tukar rupiah tidak sebesar bulan sebelumnya.
"Kami memandang Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuan bulan ini," ujar Febrio kepada kumparan, Kamis (20/12).
Menurut dia, rendahnya inflasi saat ini merupakan dampak dari rendahnya harga komoditas dan harga bahan bakar subsidi. Selain itu, dalam sebulan terakhir ini harga minyak juga mengalami penurunan yang cukup tajam sehingga bisa sedikit menolong rupiah.
ADVERTISEMENT
"Harga minyak mentah merupakan indikator penting yang perlu diamati. Menurunnya harga minyak mentah membantu defisit transaksi berjalan dan rupiah," katanya.
Bhima Yudhistira (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bhima Yudhistira (Foto: Jafrianto/kumparan)
Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen, meskipun hari ini Federal Reserve menaikkan bunga acuan 0,25 persen menjadi 2,25-2,5 persen.
"BI diperkirakan akan tahan bunga di 6 persen karena sudah pre-emptives dengan naikkan bunga sebelum Fed Fund Rate naik. Jadi pelaku pasar pun sudah price in soal kenaikan The Fed," kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja juatru berpendapat, BI lebih baik menaikkan suku bunga acuannya bulan ini. Menurutnya, saat ini kurs rupiah masih tergolong melemah.
ADVERTISEMENT
"Saya menganggap kenaikan bunga lebih baik daripada kurs melemah lagi, karena kalau bunga naik, bank juga tidak langsung menaikkan kredit. Tapi kalau kurs, semua bahan baku impor terkena dan tahun depan hadapi Lebaran harga barang jangan sampai menggila," kata Jahja.
Direktur Utama PT Bank Mayapada International Tbk Hariyono Tjahjarijadi juga memproyeksi BI menaikkan suku bunga acuannya, mengikuti kenaikan Fed Fund Rate. Meskipun saat ini menurutnya rupiah lebih stabil dari sebelumnya.
"Kalau The Fed naikkan ya BI akan mikir juga untuk itu. Tapi kemungkinan lagi The Fed akan review ulang langkah-langkahnya. Hasilnya mestinya dia enggak lakukan apapun, sehingga BI lebih tenang nutup tahunnya," tambahnya.