news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menengok Pabrik Produksi Pertamini di Kawasan Bekasi

15 Desember 2017 8:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suara mesin potong dan kilauan sinar las menjadi rutinitas harian yang ada di bengkel Jaya Mardani. Ya, bengkel ini bukan sembarang bengkel. Bengkel Jaya Mardani adalah produsen mesin pengisian bahan bakar mini atau yang dikenal masyarakat sebagai pertamini.
ADVERTISEMENT
Sejak 2 tahun terakhir, pertamini kian menjamur dan mudah ditemukan di kawasan permukiman. Kehadiran pertamini juga memudahkan pemilik kendaraan bermotor untuk mengisi bahan bakar mereka, saat jauh untuk menjangkau SPBU. Jadi bahasa sederhana, tidak perlu jauh-jauh mengisi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat bensin di dalam tangki motor sudah tiris.
Kembali lagi ke bengkel Jaya Mardani yang dimiliki oleh Najmi Syauqi (19). Bengkel ini terletak di kawasan Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat dan telah memproduksi pertamini sejak 2016. Dalam satu bulan, Syauqi dibantu 3 orang karyawan mampu menghasilkan mesin pertamini sebanyak hampir 30 unit.
POM Mini, produsen Pertamini (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
"Kalau yang diproduksi rata-rata hampir 30 unit lah, ini pas naiknya," kata Syauqi saat ditemui kumparan (kumparan.com) di bengkelnya yang berada di Jalan Cimuning, Mustikajaya, Bekasi, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab dipanggil Kiki ini mengaku pertamini yang diproduksinya memiliki dua jenis, yaitu manual dan elektrik. Pertamini manual yang dibuatnya lengkap dengan nozzle, tabung dan selang plastik. Sedangkan yang elektrik lebih canggih, karena menggunakan mesin layaknya SPBU.
"Pertama, tabung kan diisi, dipompa gitu. Tabung kan diisi ada 5 liter maksimal. Setelah kita pompa ini sampai batas maksimal. Terus nozzlenya kita buka, terus kita isi kan. Kalau beli 1 liter ya tabungnya berkurang 1 setrip (garis), kalau beli 2 liter ya 2 setrip," paparnya.
POM Mini, produsen Pertamini (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Untuk waktu pembuatan satu set pertamini juga tak lama. Misalnya pertamini manual butuh waktu rata-rata 3 hari dari awal produksi hingga finishing. Sedangkan yang elektrik lebih lama lagi yaitu sekitar 1 minggu. Lamanya waktu produksi dan perakitan pertamini elektrik karena lebih rumit. Kiki dan karyawannya harus merakit mesin dan kabel.
ADVERTISEMENT
Adapun mesin didatangkan langsung dari kawasan Tangerang, Karawang dan Bandung. Mesin ini bukan sebatas mesin penyedot bensin tetapi mesin yang dilengkapi komputerisasi yang bisa diatur sesuai keinginan pemilik pertamini. Sedangkan bahan baku produksi lainnya misalnya drum juga sudah banyak dibuat di Indonesia. Hanya nozzle, pompa dan tabung yang harus diimpor dari Thailand.
Sementara itu untuk harga, Kiki mematok Rp 6,5 juta untuk 1 unit pertamini manual. Yang Pertamini elektrik lebih mahal, yaitu 12 juta per unit atau Rp 20 juta per unit dengan 2 tabung.
POM Mini, produsen Pertamini (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
"Pertama, kita setting harganya. Mungkin sekitar Rp 9.000 per liter. Setelah kita setting harganya, ya sudah, itu diprogramnya ada liter sama rupiah. Kalau kita tekan 1 liter di tombolnya, akan keluar 1 liter. Nah nanti tinggal handle, dipencet, enter," katanya.
ADVERTISEMENT
Dari bisnisnya ini, Kiki mengaku dapat meraup omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya. Pertamini yang diproduksinya juga kini sudah dikirim ke seluruh wilayah Jabodetabek dan ada beberapa ke Pulau Sulawesi. Selain itu, agar menarik perhatian para pelanggan Kiki juga membuat stiker pertamini yang cukup beragam. Uniknya, stiker yang dipasang adalah sesuai jenis bahan bakar yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) seperti Premium, Pertalite dan Pertamax.
"Selain bisa dipesan dengan datang langsung ke lokasi, kami juga sudah berjualan lewat online," serunya.