news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menengok Proses Karantina Buah Manggis Sebelum Diekspor ke China

31 Januari 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali akan mengekspor 16 ton buah manggis ke China pada Jumat, (2/1). Ini adalah kali kedua Indonesia mengekspor manggis langsung ke China. Ekspor perdana dilakukan pada 18 Januari 2018 lalu dengan kuota sebanyak 1 ton. Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian pun melakukan sejumlah persiapan.
ADVERTISEMENT
Kali ini manggis yang akan diekspor ke China adalah produksi PT Manggis Elok Utama yang berlokasi di Kampung Mangkalaya, Desa Cibolang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tidak mudah memang memanen manggis dengan kualitas layak ekspor. Prosesnya cukup panjang dan memakan waktu lama. Manggis yang akan diekspor dipilih berdasarkan tingkat kematangan yang baik serta masuk dalam kategori grade A.
Setelah masuk collecting house atau tempat pengumpulan buah, manggis dibersihkan dengan alat kuas untuk menyingkirkan debu yang menempel juga semut. Satu-persatu buah yang telah dibersihkan tadi kembali dicuci dengan sabun yang memiliki tingkat keasaman (ph) tertentu.
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
“Ini merupakan standar yang juga diterapkan di luar negeri. Sehingga kalau kita mau ekspor, standar ini harus kita penuhi untuk membangun kepercayaan pasar global,” kata Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan Kementan Antarjo Dikin kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (31/1).
ADVERTISEMENT
Setelah manggis dicuci dan ditiriskan, kutu putih yang biasanya menempel pada manggis disemprot menggunakan alat kompresor. Para pekerja harus melakukannya dengan sangat hati-hati untuk memastikan semua kutu putih tersebut mati. Karena, binatang ini sangat lekat menempel pada manggis.
“Tidak bisa hanya asal semprot saja. Seluruh permukaan harus terkena alat kompresor tersebut dan itu dilakukan untuk satu per-satu buah,” katanya.
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
Penyemprotan dengan kompresor ini dilakukan hingga dua kali sebelum buah benar-benar dikemas. Sementara itu, sisa buah yang tak masuk kategori ekspor, disisihkan untuk dijual ke pasar lokal atau didiamkan hingga tingkat kematangan yang baik.
Antarjo mengaku proses ini memakan waktu yang lama sebab China memberlakukan pengetatan terhadap produk hortikultura yang masuk ke negaranya. Prosedur ini dipakai untuk memastikan manggis yang diekspor tidak mengandung Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT ini bisa berupa serangga hidup yang diantaranya adalah kutu putih (mealy bug), semut dan serangga hidup lainnya. Ini sesuai dengan protokol yang ditandatangani kedua negara.
ADVERTISEMENT
Hal penting lainnya yang tertuang dalam protokol ekspor manggis ke China tersebut di antaranya kebun yang sudah teregistrasi, rumah kemas yang sudah teregistrasi dan bebas dari OPT.
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
“Kalau langsung dijual harganya hanya Rp 8.000/kg, jauh berkali lipat dibandingkan buah yang diekspor yakni Rp 30.000/kg. Makanya kami selalu memberikan pemahaman pada petani agar mereka mengerti nilai buah yang lebih tinggi,” jelasnya.