Mengenal Gamma Thohir, Remaja 17 Tahun yang Menerangi Desa Terpencil

6 Oktober 2017 7:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gamma Thohir. (Foto:  Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gamma Thohir. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Keindahan Desa Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi, Jawa Barat, kini tetap nampak di malam hari. Hamparan sawah hijau dan pegunungan terlihat bercahaya. Desa ini dijuluki 'negeri di atas awan' karena terletak di pegunungan.
ADVERTISEMENT
Penduduk desa di kaki Gunung Halimun yang berjarak 170 km dari Jakarta ini dapat menikmati listrik berkat adanya proyek Micro Hydro for Indonesia yang digagas oleh Gamma Thohir, seorang remaja berusia 17 tahun.
Kebetulan Gamma adalah putra pengusaha nasional, Garibaldi 'Boy' Thohir. Ia bercita-cita ingin menjadi pengusaha energi yang sukses seperti ayahnya. Ketertarikannya pada energi terbarukan sudah tumbuh sejak kecil.
"Namaku Gamma Abdurrahman Thohir. Seorang remaja Indonesia yang masih duduk di bangku sekolah. Sejak kecil, aku senang bermain dan belajar mengenai energi bersama ayahku. Tapi aku menyukai energi yang ramah lingkungan agar penerusku kelak dapat menikmati keindahan alam ini," tutur Gamma seperti dikutip kumparan (kumparan.com) dari buku Micro Hydro for Indonesia: Igniting Light, Sparking Hope, Jumat (6/10).
ADVERTISEMENT
Gamma mengaku senang belajar mengenai hal baru. Salah satu kegemarannya adalah mencari informasi lewat internet. Dari internet itulah Gamma mengetahui bahwa masih banyak wilayah terpencil di Indonesia yang belum dapat menikmati terangnya bola lampu.
Maka Gamma terdorong untuk membantu masyarakat di desa-desa terpencil yang belum mendapat listrik. "Jika dulu Thomas Alva Edison menciptakan bola lampu yang telah mengubah dunia, maka aku ingin membawa terang bagi mereka yang membutuhkan," ujarnya.
Gamma Thohir. (Foto:  Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gamma Thohir. (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Untuk mencapai tujuan itu, Gamma pertama-tama mencari tahu energi ramah lingkungan yang dapat membawa terang ke daerah yang belum teraliri listrik.
"Pencarianku berujung pada energi mikro hidro, sebuah energi berkelanjutan menggunakan tenaga air untuk menghasilkan energi mekanik dan mengubahnya menjadi aliran listrik," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Gamma masih membutuhkan ilmu yang lebih mendalam mengenai mikro hidro, perjalanannya pun dimulai. Ia kemudian mengunjungi 2 tempat yang menggeluti industri mikro hidro. Pertama adalah Yayasan IBEKA, tempat dimana Gamma dapat melihat mikro hidro secara langsung, bukan dari internet.
"Di tempat ini, aku bertemu dengan Pak Iskandar dan ia mengajariku banyak hal, mulai dari pengenalan lebih mendalam tentang energi mikro hidro sampai prinsip kerja alat. Ia juga menjawab semua pertanyaannku sehingga aku dapat benar-benar mengerto mengenai mikro hidro," kata Gamma.
Tempat kedua yang dikunjunginya adalah CV Cihanjuang, perusahaan yang memproduksi turbin untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). "Aku sangat senang karena aku dapat melihat pembuatan turbin mikro hidro secara langsung," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Di sana pula, Gamma bertemu dengan Bapak Eddy yang memperkenalkan Kasepuhan Ciptagelar, sebuah 'negeri di atas awan' yang sebagian wilayahnya sudah menggunakan tenaga mikro hidro untuk penerangan, tapi sebagian wilayahnya masih gelap gulita.
Langkah kecil tapi nyata pun dilakukan Gamma sejak 2015 lalu. Setelah melalui proses riset dan dokumentasi, Gamma menyiapkan proposal dan mengedukasi generasi muda melalui kegiatan Youth Movement untuk mendapat dukungan dana publik. Tahapan berikutnya adalah proses pengerjaan konstruksi.
"Proses pembangunan PLTMH ini sangat berkesan untukku. Warga Kasepuhan Ciptagelar tidak hanya memberikan persetujuan mereka, tapi kami bergotong royong membangun seluruh fasilitas secara manual. Hanya bermodalkan cangkul dan tenaga fisik, kami dapat menciptakan seluruh fasilitas yang luar biasa," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada 9 Februari 2017 PLTMH di Kasepuhan Ciptagelar diresmikan dan aliran listrik dapat dinikmati oleh 75 rumah tangga, sekitar 338 orang penduduk di Kasepuhan Ciptagelar.
"Di hari itu aku bahagia banget! Perjalanan panjang yang aku lalui bersama orang-orang di sekitarku terbayarkan dengan senyum warga Kasepuhan Ciptagelar setelah mereka mendapat pasokan listrik di rumah mereka," tutupnya.