KONTEN SPESIAL, Bandara Kertajati

Menikmati Sepi di Bandara Kertajati

20 April 2019 11:35 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jarum jam menunjukkan pukul 15.00 WIB saat kami, tim kumparan, mulai memasuki kawasan bandara yang berlokasi di Desa Bantarjati, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Jarak antara pintu masuk sampai ke depan gedung utama yang ditaksir berada di lahan seluas 5.000 hektare itu cukup jauh, tak kurang dari 2 km.
ADVERTISEMENT
Sepanjang jalur yang kami lintasi, terhampar persawahan yang ditanami padi, pohon jati hingga lahan semak-belukar yang menghijau subur. Hanya ada empat atau lima petani, serta segerombolan domba yang sedang merumput.
Mobil kami melaju lancar, aspal yang masih mulus pun kami terjang tanpa hambatan. Di sisi kiri jalan, kami melewati pasangan suami-istri yang sedang santai menggowes sepedanya. Di saat itu pulalah, mendadak ada motor berboncengan tiga, ketiganya bapak-bapak yang mengenakan kaos oblong dan satunya menenteng alat pertanian, nyelonong melintasi jalan raya. Tak ada kemacetan!
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Bangunan megah bercat putih silver yang artistik bertuliskan Bandara Kertajati pun, kian jelas terlihat dari kejauhan. Begitu sampai, kami berhenti sejenak, lalu mendapati seorang petugas kebersihan yang sedang membuang sampah ke dalam trash bag. Sementara tiga petugas lainnya, duduk-duduk santai sambil saling berbincang, selepas merampungkan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
“Ini sampahnya belum banyak sih, ya karena sepi juga sih bandara, jadi enggak berat beresinnya,” ujar salah seorang petugas kebersihan, Arif (25), yang menghampiri kami di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Rabu (27/3).
Laki-laki asli Majalengka itu lantas menceritakan kondisi bandara yang saat ini kian sepi. Hanya ada dua waktu penerbangan, Kamis dan Minggu. Penerbangan hari Minggu pun, hanya dua pekan sekali. Padahal, awalnya sejak dibuka hampir setahun lalu, pernah ada 11 rute yang melayani penerbangan nyaris setiap hari.
Pesawat Citilink di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
“Sekarang cuma Citilink aja, ke Surabaya. Dulu cukup banyak ada yang ke Medan sampai buat umrah ke Jeddah juga,” imbuh dia.
Uniknya, kata Arif, meski terbilang sepi, Bandara Kertajati justru seolah menjadi ‘destinasi wisata’ baru bagi masyarakat sekitar. “Itu lihat saja, ada yang lagi santai sama keluarga, ya nongkrong aja, bahkan kalau Minggu ada senam,” timpalnya.
ADVERTISEMENT
Benar saja, tak lama kemudian, kami melihat sebuah mobil berjalan maju mundur di halaman depan bandara, sepertinya ada yang sedang belajar menyetir. Dibuat melongo, kami pun juga melihat langsung segerombolan remaja tanggung yang sedang track-trackan sepeda motor di dekat area bandara itu. Ngeng ngeng ngeng, suara bising kemudian perlahan memecah sunyi senyap sekitar.
“Besok aja, Kamis ke sini lagi, kan ada penerbangan pagi,” tutup Arif.
Suasana sepinya Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Situasi Menjelang Terbang
Seorang perempuan berhijab, Rita (45), terlihat bolak-balik memeriksa ponsel genggamnya. Ia sedang mengirim pesan elektronik untuk memberi kabar kerabat. Sebab, Kamis pagi (28/3) tepat pukul 09.00 WIB, dia terbang menjumpai kerabatnya menggunakan Citilink dari Kertajati menuju Surabaya.
“Ini pertama kali saya terbang dari Kertajati, pengen nyoba aja karena lagi ada urusan ke Surabaya,” katanya kepada kumparan di ruang tunggu Bandara Kertajati, Majalengka, Kamis (28/3).
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Rita yang berasal dari Cirebon itu mengatakan, dirinya tertarik untuk menjajal terbang dari Kertajari karena estimasi waktu yang lebih efisien. “Tadi (ke sini) pakai mobil pribadi sih, diantar, lumayan dekatlah sekitar 30 menitan paling sampai,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Sebagai warga Jawa Barat, Rita mengaku senang dengan adanya Bandara Kertajati yang dibangun ini. “Sebuah kebanggaanlah pasti, kita akhirnya punya bandara di Jabar, ya nanti mau kalau lewat sini lagi,” kata dia.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Tak berselang lama, pengumuman pemberangkatan penumpang pun digaungkan lewat pengeras suara oleh petugas. Selain Rita, ada setidaknya belasan penumpang yang terlihat menunggu di deretan kursi ruang tunggu serupa.
Hanya belasan penumpang! Jumlah yang sangat sedikit dibandingkan kapasitas pesawat Airbus A320 milik Citilink yang bisa mengangkut 180 penumpang. Di antara sedikit penumpang itu, tiga orang di antaranya adalah warga negara asing.
Meski hanya segelintir penumpang, petugas bandara yang melayani boarding pass itu tak berkurang keramahan dan tetap sigap melayani mereka. Bahkan sebagai bagian pelayanan, petugas membekali para penumpang dengan sebuah bingkisan yang disajikan dalam tas jinjing berwarna merah.
ADVERTISEMENT
“Ini karena ada event kemarin aja sih, sekalian ini lagi ada survei kepuasan penumpang juga,” kata salah seorang petugas.
Suasana di dalam Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dari balik dinding kaca di ruang tunggu itu, pesawat Citilink juga sudah terparkir di landasan pacu bandara. Penumpang satu per satu bergegas. Ruang tunggu pun hening dan kembali sepi.
Setelah kepergian para penumpang, tim kumparan lalu melanjutkan berkeliling seisi gedung Bandara Kertajati. Menyusuri lorong demi lorong, suasana terasa sepi.
Suasana sepinya Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Tak ada lagi penumpang yang berseliweran, lokasi tenant juga masih kosong melompong kecuali sebuah kafe yang terlihat baru buka, dua lift naik-turun yang tak dioperasikan, toilet yang masih dalam perbaikan dan beberapa petugas yang sedang mengepel lantai atau sekadar berjaga.
Kondisi ini sangat kontras dengan bandara internasional pada umumnya, yang seolah identik dengan keriuhan, serta hiruk-pikuk ramai aktivitas. Bayangan seperti itu tak berlaku di Kertajati. Alih-alih ramai sesak, bandara yang diresmikan Presiden Jokowi pada 24 Mei 2018 lalu itu, sepi dan lengang.
Aktivitas pesawat di Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Di Balik Relung Sepi
ADVERTISEMENT
Yanti (35), Ijah (44), dan Munawaroh (58) sedang selonjoran kaki di lantai. Sedangkan sanak keluarga lainnya, dua orang perempuan paruh baya dan seorang laki-laki tiduran tanpa alas tikar di samping mereka. Dua bocah laki-laki dan perempuan berumur sekitar lima tahunan juga tampak lari-larian.
Pemandangan itu, kami dapati tepat di depan pintu keluar bandara pada pukul 12.00 WIB. Kondisi saat itu memang sedang terik-teriknya dan udara juga cukup panas. Leyeh-leyeh bersama keluarga di bandara itu ternyata menjadi pilihan.
“Kita lagi ngampar (gelar tikar) aja di sini, ya pengen lihat bandara yang baru, sekalian aja ngajak keluarga, ini lagi nganter anaknya Bi Ijah OJT (On the Job Training) di sini,” kata Yanti.
Suasana di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Masih di lokasi yang sama, di teras depan Bandara Kertajati, tampak pula beberapa muda-mudi yang sedang asyik berswa foto atau sekadar berbincang ringan.
ADVERTISEMENT
Di sisi ujung kanan, mulai terdengar suara riuh datang dari para remaja berseragam. Rupanya, mereka adalah siswa-siswi SMPN 4 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, yang sedang melakukan kunjungan ke Bandara Kertajati.
Jam makan siang, mereka pun mulai duduk melingkar dan menyantap nasi kotak yang diberi dari sekolah. Sedangkan, dua bus yang mereka tumpangi, terparkir di samping mereka.
“Kami sedang wisata literasi sama anak-anak, mengamati, mengobservasi dan memberikan pengetahuan kepada anak-anak terkait bandara, fungsinya apa, proses masuk bandara bagaimana, dan lainnya, jadi mereka supaya tahu, ini program setahun sekali,” ujar Kepala Sekolah, Sofiyah.
Suasana sepinya Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Guru Seni Budaya yang juga turut serta, Ai Aerti menambahkan, kunjungan ke Bandara Kertajati itu juga sekaligus ingin memberikan sosialisasi kepada anak-anak terkait bandara baru yang kini dimiliki Jabar.
ADVERTISEMENT
Happy sih bisa bawa anak-anak, kalau yang belum pernah naik pesawat atau ke bandara ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi mereka. Harapannya, ke depan bandara yang segede ini bisa tambah ramai sih,” ujar dia.
Di saat bersamaan, sekelompok ibu bergaya ‘sosialita’ dengan dandanan meriah dan kompak berbusana merah pun terlihat sedang foto-foto di sekitar bandara. Cekrek, cekrek, cekrek, mereka bergaya dengan jepretan kamera di tangan sambil estafet dari spot satu ke lainnya.
Semakin menjelang sore, Bandara Kertajati boleh saja sepi penumpang, hanya saja tetap riuh dengan caranya sendiri.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Bandara Husein Sastranegara Masih Beroperasi
Corporate Secretary PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Arif Budiman tak menyangkal kondisi sepinya bandara yang dibangun oleh PT BIJB saat ini. Ia juga mengakui, tingkat keterisian (okupansi) pesawat yang hanya terbang dua kali sepekan itu tak lebih dari 70 persen. Bahkan, kini kian menurun sampai 30 persen.
ADVERTISEMENT
“Kalau terkait ini kan masalah load factor-nya masih rendah. Memang ada beberapa penyebabnya. Kesatu, terkait akses yang memang sudah disampaikan oleh Pak Gubernur sendiri memang akses (tol) Cisumdawunya belum jadi,” kata dia.
Corporate Secretary PT BIJB, Arif Budiman. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Ia menyebut, belum rampungnya pembangunan tol Cisumdawu itu berdampak pada sulitnya akses hingga keengganan masyarakat menuju Bandara Kertajati karena dinilai kurang efisien.
“Tanpa akses Cisumdawu memang jadi cukup memakan waktu dan high cost juga, dari tolnya juga dan perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Itu dari Bandung ke Kertajati. Tapi kalau nanti ada Cisumdawu, 45 menit itu bisa sampai dari gerbang Cileunyi sampai bandara,” imbuh dia.
Akses dari Tol menuju Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Sepinya Bandara Kertajati juga dikarenakan masih beroperasinya Bandara Husein di Bandung.
“Padahal kalau lihat dari daerah-daerah lain kan, kalau lihat bandara baru, (bandara) yang lamanya ditutup,” klaimnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten