Menjajal Angkot Online dengan Halte Virtual di Bekasi

4 Mei 2019 10:26 WIB
Angkot Onlline TRON di GOR Patriot, Bekasi. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Angkot Onlline TRON di GOR Patriot, Bekasi. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bicara transportasi online, kini tak lagi sebatas ojek dan taksi. Di Kota Bekasi, Jawa Barat, angkutan kota atau angkot juga mulai menggunakan sistem online dalam pemesanannya. Bahkan, dilengkapi halte virtual sebagai titik jemput sesuai lokasi terdekat penumpang.
ADVERTISEMENT
Angkot online pertama di Indonesia ini diinisiasi Pemerintah Kota Bekasi berkolaborasi dengan startup transportasi, PT Teknologi Rancang Olah Nusantara (TRON). Makanya, angkot online yang diresmikan pada Jumat kemarin, ini dinamakan Angkot TRON.
Ada sekitar 30 angkot online yang telah mengaspal di dua rute di kota Bekasi, yaitu angkot rute K-11A dan K-11B.
Rute yang dilalui angkot K-11A adalah Terminal Bekasi - Pasar Baru - Terminal Bekasi - Pom Bensin Setia Kawan - RS Rawalumbu - Pom Bensin Rawalumbu - Perumnas 1 Rawalumbu - Pasar Rawalumbu - Jembatan (1 - 13) Rawalumbu - Jalan Batu Giok - Guci Medika.
Sedangkan, rute K-11B ialah Horison Bekasi - Jalan Haji Eman - Jembatan (1 - 4) Narogong - Pom Bensin Setia Kawan. Saat ini, aplikasi TRON melayani rute/trayek angkutan K-11A dan K-11B di Kota Bekasi.
Suasana saat Peresmian Angkot Onlline TRON di GOR Patriot, Bekasi. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Saat diresmikan, kumparan menjajal bertandang langsung angkot online tersebut. Langkah pertama yang dilakukan mendownload aplikasi. Begitu berhasil diunduh, sebuah pesan muncul di layar. "Nikmati gratis 2x perjalanan bersama kami dengan cara memasukkan kode promo TRONHALO pada tombol menu di sebelah kiri atas."
ADVERTISEMENT
Setelah itu, kita bisa mengklik OK, untuk mendapatkan dua kali perjalanan gratis yaitu Rp 3.000 setiap kali perjalanan. Langkah selanjutnya, adalah mengisi data-data pribadi untuk log in dan bisa mulai memesan.
Namun saat ini kita masih belum bisa memesan di sembarang lokasi. Sebab, TRON masih ada di dua rute saja di Bekasi. Maka, cara satu-satunya harus menuju atau kebetulan berada di daerah yang sudah masuk dalam trayek pelayanan TRON.
Maka untuk menikmati layanan TRON, saya lantas menuju ke kawasan Jln. Cut Mutia, Bekasi. Ketika membuka aplikasi transportasi online angkot TRON, halte virtual terdekat pun langsung muncul yaitu POM Bensin Setia Kawan, Bekasi Timur. Sedangkan lokasi turun, saya pilih di Rawalumbu Bekasi.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu sekitar 10 menit, sesuai layar di aplikasi, pengemudi angkot K-11B semestinya sudah tiba. Namun kemudian, lokasi penjemputan lebih spesifik mengarahkan saya untuk menuju ke Jalan Bambu Kuning, atau tepat di depannya toko obat Rengganis, Bekasi.
Pengalaman Menjajal TRON, angkot online di kota Bekasi, Jumat (3/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Di aplikasi itu belum ada fitur komunikasi seperti mengirim pesan, telpon, atau mengirim foto kepada pengemudi. Tak elak, saya pun tak bisa menghubungi pengemudi dan harus mencari lokasi sesuai yang ada di aplikasi.
Tak jauh memang, hanya perlu jalan kaki lagi sekitar 100 meter ke arah samping POM bensin. Namun perubahan itu cukup membingungkan bagi saya sebagai penumpang yang tidak begitu familiar dengan lokasi sekitar halte virtual.
Merasakan langsung angkot online Bekasi
Menaiki angkot online Bekasi, sekilas tak banyak yang berbeda. Kecuali stiker TRON yang dilekatkan pada kaca bagian belakang dan samping. Suasananya masih sama dengan angkot pada umumnya: tempat duduk berhadapan yang khas dan udara yang sedikit pengap karena kaca-kaca ventilasi ditutup sementara AC belum ada.
ADVERTISEMENT
Bedanya, pengemudi angkot online hanya bisa mengangkut penumpang yang memesan online, alias tak bisa asal angkut penumpang yang ada di sepanjang jalan. Jadilah, saya menumpang angkot seorang diri, layaknya angkot pribadi karena tak ada penumpang lagi hingga sampai di lokasi turun.
Pengemudi angkot online yang saya tumpangi, Totok, bercerita tentang profesi barunya menjadi driver TRON. Lelaki paruh baya itu mengaku sebagai pendaftar pertama yang bergabung dengan angkot ‘kekinian’ Bekasi.
Pengalaman Menjajal TRON, angkot online di kota Bekasi, Jumat (3/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Meski TRON baru diluncurkan secara resmi pada Jumat (3 /5), namun sebetulnya ia telah beroperasi sejak tanggal 10 April 2019 atau hampir sebulan lalu.
"Kalau saya terus terang, saya sangat bersyukur adanya TRON ini, walaupun kita cuma dapat satu dua (penumpang), penghasilan enggak ngaruh," katanya.
ADVERTISEMENT
Totok yang belasan tahun jadi pengemudi angkot itu, mengaku merasa terbantu secara ekonomi dengan adanya angkot online. Mulai dari beratnya mengejar setoran hingga penghasilan yang kian minim, kini sudah mulai menemui titik terang.
"Kalau narik (angkot) biasa, walaupun dulu setoran hanya Rp 30 ribu kita pusing, belum mikirin bensin, bensin aja belinya botolan di sini. Belum mikirin setoran," ujarnya.
Dalam sehari, Totok sebagai pengemudi TRON mengaku mendapat insentif sekitar Rp 85.000. Jumlah itu dipotong untuk biaya ‘timer’ atau operasional termasuk biaya sewa mobil dan bensin Rp 3.000 kepada aplikator. Sehingga, penghasilan bersih yang dibawa pulang adalah Rp 82.000. Adapun jam kerjanya, 12 jam.
Sedangkan sebelum ada angkot online TRON, penghasilan Totok dari pagi sampai malam tak sampai Rp 80.000. Itu pun belum dipotong dengan biaya setoran sewa mobil Rp 30.000 hingga ongkos bensin yang ditanggung sendiri.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas buat pendapatan pun dulu susah," kata dia.
Pengalaman Menjajal TRON, angkot online di kota Bekasi, Jumat (3/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Ia juga menceritakan pasang surut menjalani profesinya sebagai pengemudi angkot di masa itu. Misalnya saja, berganti-ganti trayek untuk mengakali untuk menggaet penumpang.
"Dulu saya pernah ‘hancur’. saya narik K25, itu yang dari Setia Kawan ke Pulo Gebang. Di situ K25 lama-lama juga hancur juga, saya pindah ke 05A, Kranji Galaksi, di sana lima bulan kok sama, wah semakin hancur nih, saya capek-capek cuman segini juga, kalau di sini (TRON) enggak capek, lebih santai," ujar Totok.
Totok mengaku dirinya masih beruntung. Sebab, banyak rekannya sesama pengemudi angkot kala itu yang harus gulung tikar karena semakin sepinya penumpang. "Angkot di Rawa Lumbu itu dulu banyak yang dijualin, dikiloin. dijual Rp 5 jutaan pun enggak laku," ujarnya.
ADVERTISEMENT