Menpar Dukung Rencana Jokowi Undang Maskapai Asing ke Indonesia

11 Juni 2019 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpar dan Menhub di Bandara Soekarno-Hatta Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menpar dan Menhub di Bandara Soekarno-Hatta Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata menargetkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini sebanyak 20 juta orang. Jumlah ini naik dibandingkan target tahun lalu 17 juta wisman yang realisasinya hanya 15,81 juta orang.
ADVERTISEMENT
Sementara berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman pada April 2019 sebesar 1,3 juta atau turun 2,7 persen dibandingkan pada Maret 2019. Sedangkan secara kumulatif pada Januari-April 2019 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 5,12 juta atau tumbuh 3,22 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Demi bisa merealisasikan target tahun ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku mendukung langkah Presiden Joko Widodo untuk membuka kesempatan bagi maskapai asing bisa beroperasi di Indonesia.
Menurut Arief, rencana itu bagus sebab bisa mendongkrak jumlah wisatawan dari luar negeri dan memberikan harga yang bagus untuk wisawatan domestik.
"Bisa. Karena Pak Presiden sudah mendahului, saya boleh (komentar)," kata Arief saat ditemui usai konferensi pers dengan United Nation World Tourism Organization (UNWTO) di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (11/6).
Turis asing saat akan berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Arief mengatakan, maskapai nasional tidak usah takut dengan keberadaan maskapai asing. Sebab, dengan membuka diri dengan perusahaan dari luar negeri, akan terjadi kompetisi yang sehat dalam berbisnis di industri penerbangan. Ujungnya, antarmaskapai bisa saling memberikan pelayanan terbaik dan harga tiket yang bagus bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dia pun mencontohkan, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), perusahaan yang pernah dipimpinnya, berhasil bersaing dengan perusahaan komunikasi dari luar negeri yang ada di Indonesia.
Sebelum menjadi menteri, Arief merupakan pejabat karier di TLKM selama 30 tahun. Dengan keterbukaan terhadap perusahaan asing, TLKM malah bisa bersaing dengan baik, bahkan menjadi BUMN dengan sumbangan dividen terbesar 2018 ke negara senilai Rp 16,23 triliun.
"Kalau biarkan Telkom monopoli, maka pelayanannya akan buruk. Maka kompetisilah yang memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang terbaik. Kamu tahu apa yang ada di Telkom? Ada kompetisi dengan Ooredoo Qatar (Indosat), Axiata (XL). Apa yang terjadi? Enggak ada apa-apa. Jadi apa yang di-sounding Pak Presiden (undang maskapai asing), sama sekali tidak apa-apa untuk berikan layanan dan harga terbaik untuk masyarakat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jika rencana ini terealisasi, menurutnya, jumlah wisman pun bisa terdongkrak. Apalagi, saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah menjadikan Terminal 2F menjadi terminal maskapai berbiaya rendah untuk penerbangan internasional (Low Cost Carrier/LCC). Terminal 2F khusus untuk LCC internasional ini sudah beroperasi per Mei 2019.
Selain mendukung rencana Jokowi undang maskapai asing, upaya lain yang disiapkan Arief adalah dengan mengoptimalkan border tourism, hot deals, dan tourism hub. Untuk strategi border tourism, Arief mengandalkan kekuatan proximity (kedekatan jarak maupun emosional) dan strategi ini banyak dilakukan negara-negara di Eropa maupun Asia Tenggara seperti Malaysia.
“Kita fokus pada border tourism untuk menarik wisman dari Singapura dan Malaysia,” katanya.
Turis asing menonton Upacara Melasti di Pantai Petitenget, Seminyak, Bali, Senin (4/3). Foto: Denita Matondang/kumparan
Ia memberikan perbandingan Malaysia mendapat wisman dari border tourism sebesar 60-70 persen. Sedangkan Prancis dan Spanyol di atas 80 persen karena secara natural wisman Eropa yang berkunjung ke negeri itu adalah wisatawan overland.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk program hot deals atau memberikan diskon besar-besaran untuk menjaring kunjungan wisman di saat low seasons pada tahun ini, menurut Arief Yahya, target intern Kemenpar diharapkan akan menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta wisman. Pada tahun lalu, hot deals mampu menjual 700.000 pax terbesar dari Kepri mencapai 20 persen.
Sementara untuk program tourism hub dilakukan melalui Singapura dan Kuala Lumpur (Malaysia). Program ini menurutnya sebagai solusi terhadap direct flight (penerbangan langsung) yang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu relatif lama.
Ia memberikan contoh, untuk menarik kunjungan wisman dari pasar India yang tahun lalu memberikan kontribusi sekitar 600 ribu wisman, dengan direct flight dari Mumbai, India, ke Bali hanya melayani 3 kali per minggu. Sedangkan penerbangan dari India ke Singapura sebanyak 70 kali per minggu atau 10 kali per hari, begitu juga di Kuala Lumpur, Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Ada jutaan turis India dan Tiongkok yang singgah di Singapura maupun Kuala Lumpur. Melalui travel agent di sana kita mempengaruhi mereka untuk melanjutkan liburan ke Indonesia,” ucapnya.