Mentan dan Buwas Heran, Beras Mahal Meski Impor Capai 1,7 Juta Ton

3 Januari 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) berbincang dengan Kepala Bulog Budi Waseso seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) berbincang dengan Kepala Bulog Budi Waseso seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Sejumlah pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang menjual harga beras medium di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Tercatat, HET beras medium berkisar antara Rp 9.450 hingga Rp 10.250 per kilogram (kg). Namun, beras medium yang paling rendah masih dijual dengan harga Rp 9.500 per kg.
ADVERTISEMENT
Di awal Desember lalu, harga beras medium paling rendah dijual seharga Rp 9.200 per kg, sebelum berangsur naik jadi Rp 9.500 per kg dalam kurun waktu satu bulan. Pantauan kumparan, ada kenaikan sekitar Rp 300 per kg.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun mengaku heran, harga beras tetap tinggi padahal stok melimpah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada 2018 sebesar 32,42 juta ton sedangkan konsumsinya 29,6 juta ton sehingga ada surplus 2,8 juta ton.
Selain itu, Perum Bulog sudah mengimpor beras hingga 1,7 juta ton dari Thailand dan Vietnam. Stok Bulog hingga awal 2019 masih 2,1 juta ton, tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Menurut Amran, harusnya harga beras tak naik karena pasokan mencukupi. Artinya, ada masalah di luar permintaan dan penawaran.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada alasan harga beras naik karena surplus. Ini penegasan. Stok banyak, suplai banyak. Cipinang sekarang (stok) 50 ribu (ton) lebih. Standarnya cuma 20 ribu (ton). Melimpah beras di Cipinang padahal sebentar lagi panen. Kenapa harga naik? Supply demand tidak berlaku?" ujarnya dalam wawancara khusus dengan kumparan, Rabu (19/12).
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Secara terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hal senada. Menurut pria yang akrab disapa Buwas ini, impor beras 1,7 juta ton ternyata tak berpengaruh pada harga beras. Ada atau tidak ada impor, harga beras tetap tinggi di Desember-Januari.
"Ya sebenarnya begini, makanya saya bilang, impor itu di kala memang diperlukan kita impor. Tapi faktanya kan waktu itu saya bilang sampai bulan Juli saya jamin tidak ada impor. Sekarang sudah terbukti kan? Makanya ini membuktikan kita sebenarnya beras kita cukup, surplus. Gitu lho," ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/12).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti yang dihubungi melalui pesan singkat dan telepon tak menjawab pertanyaan yang diajukan kumparan.
Dari data harga rata-rata beras di Cipinang pada 27 Desember 2018, beras medium jenis IR 64 III dijual seharga Rp 8.500 per kg, IR 64 II Rp 10.150 per kg, dan IR 64 I seharga Rp 10.750 per kg. Meski begitu, beberapa pedagang yang ditanya di Pasar Induk Cipinang mengaku menjual beras medium di harga paling rendah Rp 9.500 per kg.