Mentan Klaim Jumlah Sawah Naik 500% Berkat Programnya

9 Maret 2018 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amran Sulaiman panen raya padi di Sragen (Foto: Apriliandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amran Sulaiman panen raya padi di Sragen (Foto: Apriliandika Hendra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menepis sindiran Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait gagalnya program cetak sawah atau membuka lahan baru. Ia mengklaim program tersebut berjalan dengan baik dan kini telah meningkatkan jumlah sawah di Indonesia sebesar 500%.
ADVERTISEMENT
"Semua pihak terlibat dalam cetak sawah itu, jadi tidak hanya TNI kenaikan cetak sawah mengalami kenaikan 500% dan pertama dalam sejarah Indonesia," kata Amran di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (9/3).
Program cetak sawah dijalankan Kementan mulai tahun 2014. Saat ini, jumlah sawah tercatat mencapai 184 ribu hektare dari sebelumnya yang hanya 24 ribu hektare.
"Dulu 2014 itu sawah yang dicetak hanya 24 ribu hektare, bukan hanya dengan bantuan TNI tetapi ada akademisi dosen, mahasiswa kurang lebih 8.000 orang," jelasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya menyidir program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tersebut. Menurut JK, cara tersebut dinai tidak berhasil dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
Kesibukan petani di sawah. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kesibukan petani di sawah. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
“Pendapatan petani hanya Rp 1 juta per bulan per keluarga di daerah manapun. Itu jauh di bawah UMR,” kata Jusuf Kalla dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-4 di JCC, Jakarta, Kamis (8/3).
ADVERTISEMENT
Selain itu, kebijakan cetak sawah Kementerian Pertanian yang melibatkan TNI Angkatan Darat dinilai tidak tepat. Karena yang dibutuhkan petani saat ini adalah bantuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas sawah.
"Walaupun Panglima, Kodam, Kodim, Koramil dikerahkan oleh Menteri Pertanian itu tidak mempan, karena pendapatannya masih rendah. Itu jagan terus-terusan Pak Menteri, karena petani inginnya pendapatan yang tinggi," ucapnya.