Menteri PUPR Tak Terima Tarif Tol RI Disebut Termahal di Asia Tenggara

12 Februari 2019 14:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyebut, rata-rata tarif tol di Indonesia paling mahal se-Asia Tenggara, yakni Rp 1.300 per km. Sebagai pembanding, tarif tol Vietnam sebesar Rp 1.200 per km, Filipina sebesar Rp 1.050 per km, Malaysia Rp 492 per km, Thailand Rp 440 per km, Singapura Rp 778 per km.
ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyebut tarif tol di Indonesia bukan yang paling mahal se-Asia Tenggara. Dia pun meminta seluruh pihak untuk menyertakan data yang lengkap bila bicara tarif.
"Ada yang bilang di Indonesia itu tarif tol paling mahal. Menurut badan usaha jalan tol, itu tidak betul dan kami ada data," tegasnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (12/2).
Dia menjelaskan, tarif tol di Indonesia yang disebutkan dalam data itu tidak membandingkan secara adil. Misalnya tol di Malaysia yang banyak dibangun di bawah tahun 2017, sementara tol di Indonesia mulai banyak diresmikan di 2017.
"Misalnya yang di Malaysia itu dibangun tahun berapa. Dibandingkannya dengan jalan tol di Indonesia yang dibangun tahun berapa," kata Basuki.
ADVERTISEMENT
Jika perbandingan tarif dilakukan antara tol yang dibangun pada periode yang sama, dia mengklaim tarif beberapa tol di Indonesia lebih murah dibandingkan tol yang dibangun di negara lain di Asia Tenggara, tak seperti data itu.
Basuki pun mencontohkan tarif Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) yang hanya sekitar Rp 110 per km karena dibangun di tahun 1978, serta Tol Jakarta-Cikampek yang berkisar Rp 200 per km yang dibangun tahun 1988.
"Kalau dibandingkannya dengan tahun investasi yang sama, kita lebih murah. Kalau dibandingkannya dengan tol yang baru dengan tetangga negara yang lama, kita lebih mahal," tegasnya.
Untuk tarif Tol Trans Jawa, Basuki mengakui tarif yang ditetapkan lebih mahal karena pembangunannya baru dilakukan masif beberapa tahun belakangan. Berbeda dengan negara lain yang mayoritas tol dibangun pada masa lampau.
ADVERTISEMENT