Menteri Susi Kampanye Cegah Destructive Fishing di Kepulauan Selayar

23 April 2019 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti disambut ketika tiba di Kepulauan Selayar. Foto: Dok. KKP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti disambut ketika tiba di Kepulauan Selayar. Foto: Dok. KKP
ADVERTISEMENT
Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan memiliki potensi keluatan dan perikanan yang sangat besar untuk dipertahankan. Karenanya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menaruh perhatian atas isu destructive fishing (penangkapan ikan dengan cara yang merusak) di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Mengutip data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Susi mengungkapkan potensi Kepulauan Selayar. Di antaranya 260 jenis terumbu karang, 12 jenis lamun, ekosistem mangrove, pulau-pulau kecil nan cantik, termasuk atoll terbesar kedua di dunia, yaitu Taka Bonerate.
“Kepulauan Selayar harus didorong untuk mengoptimalkan potensinya. Dalam hal pengelolaan potensi perikanan, selain Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, destructive fishing juga harus jadi perhatian dan diatasi,” kata Susi melalui pernyataan tertulis, Selasa (23/4).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat mengendarai kayak. Foto: Dok. KKP
Secara khusus, Susi didampingi Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi dan Dirjen Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar mengunjungi Selayar. Mereka berdiskusi dengan Bupati Muh. Basli Ali; Sekda Kabupaten Kepulauan Selayar, Marjani Sultan; Serta perangkat pemerintah daerah (Pemda) lainnya di Sunari Beach Resort.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Susi, sebagai negara kepulauan dengan luas perairan 71 persen dari luas negara, masyarakat Indonesia harus bangga, dapat kaya dan sejahtera dari sumber daya yang disediakan alam. Namun menurutnya, kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam dapat bisa membuat masyarakat tak meraih manfaat apa-apa.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara saat kampanyekan pencegahan Destructive Fishing. Foto: Dok. KKP
“Oleh karena itu, laut sebagai salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia harus dikelola dengan baik dan dijadikan masa depan bangsa,” imbuh Susi.
“Saya yakin orang Sulsel ini sadar, laut itu memberikan mereka hidup. Laut membawa mereka ke mana-mana, dan mempunyai apa saja karena dari laut. Dan saya lihat salah satu wilayah Indonesia yang sadar itu adalah Sulsel,” ujarnya lagi.
Namun, Menteri Susi menyayangkan masih maraknya praktik penangkapan ikan dengan cara yang merusak oleh masyarakat Sulsel pada umumnya. “Di beberapa tempat saya datangi, di NTT, NTB, Maluku, dan lain-lain, kalau kita tanya ada yang ngebom ikan? Jawabnya, ada. Dari mana yang ngebom? Dari Sulsel,” lanjut Menteri Susi disambut gelak tawa hadirin.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara kepada audiensi. Foto: Dok. KKP
Untuk itu, Menteri Susi berpendapat praktik destructive fishing yang sering dilakukan masyarakat Sulsel harus diperbaiki agar tidak menambah kerusakan alam. Karena kata Susi, daerah lain sudah lebih dulu sadar.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, Selayar, Jeneponto, Taka Bonerate, Togean, dan Teluk Tomini adalah tempat-tempat yang sekarang jadi sasaran karena bagian lain sudah rusak. Pengebom dan portas juga sudah sampai ke Raja Ampat. “Dan suatu saat kalau terus berlanjut, saya yakin bahwa karang Indonesia ini bisa kurang dari 50 persen yang masih baik,” papar Menteri Susi.
Destructive fishing ini selain mengancam keberadaan ikan di alam, juga mengancam keberlanjutan terumbu karang. Susi Pudjiastuti menyebutkan, pemulihan terumbu karang yang rusak akibat destructive fishing ini membutuhkan waktu yang sangat panjang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara kepada audiensi saat kampanyekan pencegahan Destructive Fishing di Kepulauan Selayar. Foto: Dok. KKP
Recovery coral (pemulihan terumbu karang) ini tidak mudah karena satu tahun coral itu hanya tumbuh paling kalau daerahnya subur airnya bagus 5 cm pun tidak. Rata-rata 1,5 - 2,5 cm saja. Dan coral pun akan terganggu karena cuaca. Jadi sebetulnya kalau kita merusak lagi, ya akan habis,” katanya.
ADVERTISEMENT
Padahal, keberadaan terumbu karang ini sendiri sangat penting bagi ekosistem laut. Di terumbu karanglah ikan bertelur, beranak-pianak, dan berkembang biak.