Menyusul AS, China Akan Lakukan Lagi Pemotongan Pajak

3 Januari 2018 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
ADVERTISEMENT
Pemerintah China tengah membahas program reformasi fiskal tahun 2018, dalam sebuah pertemuan nasional yang berlangsung di Beijing. Salah satu yang ditunggu dunia usaha adalah rencana pemotongan pajak.
ADVERTISEMENT
Kebijakan serupa sebelumnya diterapkan di Amerika Serikat (AS) atas usulan Presiden Donald Trump. Mulai 2018 ini, beban pajak penghasilan badan usaha di AS turun dari semula 35% menjadi 21%. Sementara pajak penghasilan perorangan juga diturunkan batas atasnya menjadi 35% dan batas bawahnya 25% dan 10%.
Seperti dikutip dari 21 Century Business Herald Selasa (2/1), Menteri Keuangan China Xiao Jie mengatakan pemerintah berencana memotong pajak dan biaya administrasi untuk mengurangi beban perusahaan.
Pada saat yang sama, pemerintah juga mengoptimalkan struktur pengeluaran dan memperbaiki efisiensi pemanfaatan dana fiskal, untuk mengantisipasi turunnya potensi penerimaan negara. “Caranya dengan menyusun skala prioritas dalam mitigasi risiko, mengutamakan pengentasan kemiskinan dan pengendalian pencemaran sesuai target,” katanya.
Program reformasi pajak sebenarnya sudah dilakukan China dalam lima tahun terakhir. Hal ini telah memangkas pajak penghasilan badan usaha dan pajak pertambahan nilai, hingga hampir 2 triliun yuan (Rp 4.151 triliun).
Mata uang Renminbi (Foto: AFP/Frederic Brown)
zoom-in-whitePerbesar
Mata uang Renminbi (Foto: AFP/Frederic Brown)
Menurut analis, masih ada ruang untuk pengurangan pajak lebih lanjut. Yakni dengan menurunkan pajak penghasilan badan dan memperluas cakupan pengurangan biaya untuk perusahaan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, China memiliki tiga skema pajak pertambahan nilai, masing-masing 17%, 11% dan 6% tergantung pada besaran objek pajaknya. Analis menilai, tiga skema itu bisa disederhanakan menjadi dua saja.
Peneliti pada Chinese Academy of Social Sciences, Yang Zhiyong mengatakan pemerintah kemungkinan akan meningkatkan belanja dalam APBN, tapi tetap mengurangi pajak dan biaya administrasi. Namun tetap mempertahankan rasio defisit sekitar 3%. Dalam lima tahun terakhir, defisit fiskal China tumbuh dari 1,2 triliun yuan menjadi 2,38 triliun yuan.