Meramal Arah Pergerakan Rupiah Pekan Ini

7 Mei 2018 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Money Changer (Foto: www.morguefile.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Money Changer (Foto: www.morguefile.com)
ADVERTISEMENT
Sepekan lalu menjadi hari-hari yang penuh tekanan bagi rupiah. Mata uang Garuda itu, melemah 0,36% terhadap dolar AS ke level Rp 13.935. Rupiah bahkan hampir menyentuh Rp 14.000/dolar AS pada 3 Mei lalu, persisnya di posisi Rp 13.973/dolar AS.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana prospek rupiah pada pekan ini? Bank Indonesia (BI) meyakini, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terkendali, meskipun nyaris menembus level Rp 14.000. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, pihaknya saat ini terus melakukan upaya untuk menjaga stabilisasi nilai tukar.
"Dan sampai sejauh ini saya katakan semuanya serba terkendali. Jangan ada yang panik, jangan ada yang membangun pesimisme, semuanya kita masih stabil," ujar Nanang di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5).
Berdasarkan catatan BI, pelemahan rupiah ini sebesar 0,22% dari awal bulan (month to date/mtd), masih lebih baik dibandingkan negara lain yang rata-rata melemah 2-3% (mtd).
Sejumlah data ekonomi global masih berpotensi menekan rupiah pada pekan ini. Apalagi rilis data ketenagakerjaan AS menunjukkan angka pengangguran turun ke posisi 3,9%. Presiden Donald Trump juga akan membahas hasil pertemuan delegasi AS dengan China, terkait "jalan damai" perang dagang kedua negara. Pernyataan Trump berpotensi memengaruhi pergerakan kurs mata uang dunia.
Ilustrasi mata uang. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
Sementara itu sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, otoritas telah melakukan stress test pada perbankan di tahun ini. Salah satunya terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sampai di posisi Rp 20.000.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Wimboh menjelaskan, industri perbankan masih kuat ketika diuji hingga kurs rupiah Rp 20.000. Menanggapi hal ini, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, stress test terhadap perbankan tersebut tak akan membuat market goyah. Sebab mantan Gubernur BI itu meyakini, stress test pada kurs hanya bersifat simulasi.
"Namanya juga stress test, itu pasti engak cuma Rp 14.000 yang dia bikin kalau stress test, kalau kejadian gini gimana kita, kejadian gitu gimana. Katakanlah Rp 20.000, bagaimana dia bilang? Oke kan? Makanya ya sudah," jelasnya.